saat mendaki gunung kamu harus menguasai 5 pertolongan pertama ini
BERITA UNIK

di saat mendaki gunung kamu harus menguasai 5 pertolongan pertama ini

TAIPANQQdi saat mendaki gunung kamu harus menguasai 5 pertolongan pertama ini

Namun kegiatan yang terbilang ekstrem ini butuh persiapan matang. Selama mendaki, bukan tidak mungkin kita berhadapan dengan situasi darurat yang mengancam nyawa. Oleh karena itu, menguasai teknik pertolongan pertama setidaknya untuk lima kasus yang sering di jumpai saat hiking sangatlah penting. di saat mendaki gunung kamu harus menguasai 5 pertolongan pertama ini Yuk, Simak informasi nya berikut ini.

Pendarahan.

Jika tidak di tangani dengan tepat, pendarahan berpotensi meningkatkan risiko infeksi. Lebih lanjut, infeksi bisa mengarah pada kondisi yang lebih serius, yakni sepsis. Karenanya kita perlu melakukan pertolongan pertama saat menemui pendaki yang mengalami pendarahan. BANDARQ

Terkilir.

Seperti halnya pendarahan, patah tulang juga merupakan insiden yang berisiko di alami para pendaki. Sebab, jalur pendakian dan medan terbilang cukup terjal sehingga risiko tergelincir atau terpeleset cukup tinggi. Bukan tidak mungkin para pendaki mengalami kaki terkilir akibat jatuh tergelincir. BANDARQ

Patah tulang.

Berkaitan dengan poin sebelumnya, pada kasus yang lebih berat, korban bisa saja mengalami patah tulang saat terjatuh. Jika hal itu terjadi, lihat bagaimana kondisi korban sebelum melakukan pertolongan pertama, apakah korban mengalami patah tulang terbuka atau tertutup.

Pada dasarnya, penanganan patah tulang terbuka dan tertutup menggunakan prinsip yang sama. Di rangkum Mayoclinic, berikut ini langkah-langkah yang bisa dilakukan. BANDARQ

Baringkan korban ke tempat yang datar dan cegah korban untuk melakukan mobilisasi pada area patah tulang.
Bila terjadi pendarahan, segera hentikan dengan kain atau pakaian bersih. Hindari menekan terlalu dalam.
Jika tersedia, balut area dengan splint untuk mencegah pergerakan yang berlebihan. Gunakan juga ice pack untuk meredakan rasa nyeri.

Hipotermia.

Berada jauh di atas permukaan laut, tak heran jika suhu di gunung relatif lebih rendah. Pada kondisi seperti ini, kondisi hipotermia mengancam para pendaki. Hipotermia sendiri ialah kondisi di mana suhu tubuh menurun karena kehilangan panas yang drastis. Seseorang di katakan hipotermia bila suhu tubuhnya kurang dari 35 derajat celsius.

Apabila ingin menghangatkan badannya dengan air panas, maka bungkus dengan selimut atau kain sebelum di berikan ke korban. Ketika keadaannya mulai tenang, berikan minuman hangat yang manis dan tak mengandung alkohol.

Asma.

Selain suhu yang lebih rendah, tekanan udara di gunung relatif lebih rendah. Kondisi ini menyulitkan kita untuk bernapas, khususnya pada penderita asma. Akibatnya, mereka rentan mengalami kesulitan napas.

Jika kamu menemukan pendaki yang mengalami gejala seperti batuk berdahak, sesak napas, dan napas bunyi, maka lakukanlah beberapa hal untuk membantu merelaksasi sistem pernapasanya.

baca juga ; Bahaya Minuman Beralkohol Dan Cara Menghentikannya

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *