TAIPANQQ – Begini Cara Menjelaskan Mimpi Basah Pada Anak. Mimpi basah merupakan tahapan normal dalam masa pubertas, dan orangtua selayaknya menjadi sosok pertama yang menjelaskan tentang hal ini kepada anak. Namun, kenyataannya masih banyak orangtua yang kebingungan mencari cara untuk memulai pembicaraan ini dengan buah hati mereka.
Lalu, seperti apa cara yang perlu diterapkan oleh orangtua?
Membicarakan mimpi basah dengan anak
Membuka bahasan tentang mimpi basah tentu tidak mudah. Anda mungkin khawatir pembicaraan ini akan terasa canggung sehingga lebih memilih untuk tak membicarakannya. Sementara, anak Anda juga merasa aneh jika harus menanyakan hal ini pada Anda sehingga ia diam saja.
Padahal, orangtua seharusnya menjadi sumber informasi utama yang bisa diandalkan seorang anak.
Agar anak tetap bisa memperoleh informasi tanpa merasa canggung, berikut adalah sederet tips yang bisa Anda terapkan saat menjelaskan tentang mimpi basah:
1. Berikan penjelasan dasar tentang masa pubertas
Hampir mustahil untuk menjelaskan tentang mimpi basah tanpa bicara mengenai masa pubertas. Maka dari itu, cobalah memberikan penjelasan dasar bahwa seiring berjalannya pertumbuhan, akan muncul banyak perubahan pada tubuh anak Anda.
Setelah menjelaskan bahwa akan banyak terjadi perubahan, barulah Anda bisa menjabarkan apa saja yang mungkin berubah pada anak Anda. Misalnya saja, suara yang lebih dalam, rambut yang mulai tumbuh pada ketiak dan kemaluan, hingga ukuran penis dan testis yang membesar.
Saat suasana sudah terbangun, Anda bisa mulai masuk ke topik yang lebih dalam, seperti penisnya dapat mengeras sewaktu-waktu (ereksi), baik pada siang hari maupun ketika ia tertidur.
2. Jelaskan mengapa mimpi basah bisa terjadi
Setelah anak Anda mengerti apa itu ereksi, kini saatnya menjelaskan tentang mimpi basah. Jelaskan ketika mimpi basah, yang keluar adalah cairan yang mengandung sperma dari dalam penis.
Anda juga perlu mengatakan kepadanya bahwa cairan yang keluar tampak putih dan lengket, berbeda dengan urine yang keluar saat mengompol.
Jangan lupa menjelaskan bahwa ini adalah kondisi normal dan hampir semua anak laki-laki akan mengalaminya saat mencapai masa pubertas. Bahkan, mimpi basah adalah hal yang tak dapat dikendalikan.
3. Jawab semua pertanyaan dan atasi rasa cemasnya
Setiap anak akan melewati masa pubertas dengan kondisi yang berbeda. Beberapa anak mungkin mengalami mimpi basah ketika usianya masih 10 tahun, tapi ada juga anak-anak yang baru mengalaminya ketika berusia 15 tahun.
Ada pula anak-anak yang mengalami mimpi basah, tapi organ intimnya belum tampak membesar. Bersiaplah untuk menjawab banyak pertanyaan seputar mimpi basah.
Nah, di sinilah Anda sebagai orangtua harus bisa memberikan jawaban yang paling tepat untuk menghapus rasa cemas anak.
4. Meluruskan anggapan yang salah
Jika Anda belum pernah menjelaskan tentang masa pubertas, anak bisa saja mendapatkan informasi yang keliru soal mimpi basah. Hal ini terjadi karena informasi beredar luas dan dapat diakses dengan mudah, tapi tidak semuanya tepat.
Cobalah menjadi orangtua yang terbuka ketika berbicara mengenai pendidikan seksual. Dengarkan pendapat anak Anda dengan baik, kemudian luruskan setiap anggapan yang keliru berdasarkan pengetahuan yang telah Anda miliki.
5. Tekankan bahwa mimpi basah adalah hal yang normal
Saat anak bercerita tentang mimpi basahnya, tekankan bahwa kondisi ini sepenuhnya normal. Jelaskan pula bahwa setiap anak memiliki pengalaman mimpi basah yang berbeda, baik dari segi kemunculan pertama kali, frekuensi, dan lain sebagainya.
Di sisi lain, ada pula anak-anak yang tidak pernah sekalipun mengalami mimpi basah. Kondisi tersebut juga normal dan orangtua tidak perlu cemas, asalkan tubuh anak tetap berkembang selama masa pubertas dan organ reproduksinya berfungsi dengan baik.
Mimpi basah adalah salah satu tanda bahwa anak tengah mengalami masa pubertas. Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk menjelaskan kepada anak mengenai mimpi basah dan berbagai perubahan yang akan muncul pada tubuhnya.
Langkah ini bertujuan agar anak siap menghadapi perubahan besar dari segi fisik dan psikologisnya. Selain itu, anak juga bisa menjalani masa pubertas tanpa harus mendapatkan informasi yang keliru.
SUMBER : TAIPANQQLOUNGE