TAIPANQQ – Hati – Hati Kurang Tidur Bisa Merusak Kornea Mata
Tidur adalah salah satu kebutuhan pokok.
Kita di sarankan untuk tidur selama setidaknya 7 jam setiap malamnya. Akan tetapi, masih banyak orang yang tidak mampu memenuhi standar tersebut.
Kekurangan tidur bukan hanya memengaruhi kinerja tubuh sehari-hari, melainkan juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan dalam jangka panjang. Salah satu riset memperingatkan efek kurang tidur untuk kesehatan mata. Mari simak penelitiannya berikut ini!
Penelitian libatkan tikus
Untuk mengetahui bahaya kurang tidur untuk kesehatan mata, para peneliti China menggunakan subjek tikus.
Di muat dalam jurnal Stem Cell Reports pada 10 Mei 2022, para peneliti ingin mengetahui sejauh mana kurang tidur bisa memengaruhi sel punca kornea, lapisan bening di permukaan mata.
Kemudian, para peneliti menilai gen di epitel kornea mata tikus.
Penilaian gen ini di lakukan di hari kedua dan hari ke-10 dengan menggunakan proses sekuens ribonucleic acid (RNA).
Kekurangan tidur menggerus kornea mata tikus
Selama dua hari kekurangan tidur, para peneliti menemukan 287 gen meningkat dan 88 gen menurun pada kornea mata tikus. Lalu, pada 10 hari kekurangan tidur, angka tersebut berubah menjadi peningkatan 272 gen dan 150 pengurangan gen.
Selain itu, para peneliti menemukan bahwa kurang tidur menyebabkan berkurangnya kapasitas antioksidan pada lapisan air mata. Setelah 1 dan 2 bulan kurang tidur, para peneliti menemukan transparansi kornea mata tikus berkurang dan permukaan mata berubah menjadi kasar.
Sementara pada awal kekurangan tidur sel punca pada mata tikus terus meningkat, kondisi ini memperlihatkan kondisi limbal stem cell deficiency (LSCD) dini. Dengan kata lain, setelah meningkat terus-menerus, sel punca pada mata tikus terus menipis.
Untuk menangani masalah tersebut, para peneliti China menggunakan tetes mata yang mengandung antioksidan. Dengan tetes mata tersebut, para peneliti menemukan bahwa kesehatan mata para tikus pun pulih seperti sedia kala.
Kekurangan penelitian tersebut
Studi ini di desain untuk mempelajari perubahan kimiawi dan sel pada permukaan mata tikus yang kurang tidur.
Temuan studi ini menunjukkan bahwa memang kurang memiliki efek destruktif untuk mata sehingga bisa menjadi landasan riset terhadap manusia.
Meski begitu, ada beberapa kekurangan di studi tersebut.
Selain subjek yang masih hewan, metodologi yang di gunakan juga kurang relevan.
Para tikus di tempatkan di kandang dan harus bertahan di atas kayu, dan jika tertidur, mereka akan jatuh ke air. Dengan begitu, mereka bangun untuk kembali ke atas kayu tersebut.
Akibatnya, metode tersebut justru bisa menjadi faktor yang mengubah hasil riset. Bukan tidak mungkin bahwa reaksi stres pada tikus akibat metodologi tersebut juga mengubah reaksi kimia dan sel pada tubuh tikus, termasuk mata.
Oleh karena itu, metodologi yang lebih murni (tanpa paksaan) dan observasi terhadap subjek manusia juga amat di harapkan.
Meski begitu, penelitian ini telah menunjukkan bahwa kurangnya tidur bisa memengaruhi anggota tubuh lebih luas daripada yang di bayangkan selama ini.
BACA JUGA : Minuman Ini Baik Untuk Kesehatan Jantung Menurut Ahli