Keinginan orangtua agar anak sehat, selamat, dan sejahtera dapat menjadi bumerang jika berlebihan
TAIPANQQ – Semua orangtua pastinya menginginkan anaknya sehat dan berhasil dalam hidupnya. Tetapi orangtua yang terlalu protektif seringkali mengalami kecemasan yang berlebihan tentang keselamatan dan kesejahteraan sang Anak. Akibatnya, orangtua seperti ini cenderung mengatur hidup anak sampai hal-hal terkecil untuk mencegah sang Anak terjatuh atau gagal.
1. Apa itu overprotektif pada anak?
Overprotektif pada anak adalah pengasuhan yang terlalu protektif yang mengacu pada orangtua yang mengarahkan atau mengontrol tindakan anak mereka.
Orangtua yang overprotektif ingin memastikan sang Anak hidup sejahtera. Tetapi upaya yang dilakukan dapat mengganggu, bahkan merugikan sang Anak.
Gaya pengasuhan seperti ini dapat menyebabkan masalah dalam keluarga dan menghambat perkembangan anak.
2. Ciri-ciri orangtua overprotektif
Orangtua yang overprotektif biasanya merasa was-was setiap waktu terhadap keselamatan dan kesejahteraan sang Anak. Mereka khawatir tentang banyak hal, mulai dari keselamatan dan kesehatan fisik, kemampuan sang Anak dalam hal akademis, hingga kesukesan sang Anak.
Orangtua yang overprotektif cenderung micromanaging atau mengatur hal-hal kecil yang mungkin sepele dan dapat dilakukan sendiri oleh sang Anak. Tak jarang orangtua yang overprotektif ini menganggap sang Anak tidak mampu melakukan sendiri tugas-tugasnya dan mengambil alih agar terlihat ‘sempurna’.
3. Dampak orangtua overprotektif terhadap kesehatan mental anak
Pola asuh yang overprotektif dapat memengaruhi perkembangan anak dalam berbagai hal. Ketika seorang anak terus-menerus merasakan tekanan untuk sempurna dan berhasil, tekanan ini dapat memengarui harga diri dan temperamen anak.
Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan mental yang berkaitan dengan depresi, kecemasan, terlalu bergantung, gangguan makan, hingga penggunaan obat-obatan terlarang.
Yang Dimaksud Over Protektif pada Anak!
4. Dampak orangtua overprotektif terhadap kemandirian anak
Orangtua yang overprotektif tidak menaruh kepercayaan pada anak. Mereka menganggap sang Anak tidak bisa melakukan tugas-tugasnya dan tidak mempercayai keputusan anak sehingga cenderung ikut campur dalam semua aspek kehidupan anak.
Orangtua yang overprotektif berlindung di balik kalimat, “Semua ini demi kebaikan kamu” yang nyatanya justru membuat anak tidak bisa mandiri. Padahal anak perlu memahami dan menerapkan kecakapan hidup mandiri, sekalipun itu belajar dari kegagalan.
Di sisi lain, anak yang telanjur tumbuh dengan pengasuhan overprotektif ini akan tumbuh naif terhadap kenyataan pahit hidup di dunia nyata atau menjadi impulsif dan tidak bertanggungjawab karena mengandalkan orangtua yang pasti akan menyelamatkan hidupnya.
Yang Dimaksud Over Protektif pada Anak!
5. Dampak orangtua overprotektif terhadap kehidupan sosial anak
Orangtua yang protektif menganggap pergaulan anak di luar sangat menyeramkan, oleh karenanya orangtua harus membatasinya agar anak tidak jatuh dalam pergaulan yang salah.
Seringkali kekhawatiran orangtua yang overprotektif terhadap pergaulan anak ini membuat anak merasa terkungkung kehidupan sosialnya. Mulai dari mengecek berulangkali ketika anak pergi bersama teman-temannya, melarang anak pergi ke luar rumah bersama temannya, melarang anak datang ke acara sosial, hingga memonitor semua aktivitas online anak.
Orangtua yang overprotektif berusaha mengatur jadwal harian anak agar semua dalam kendalinya sehingga anak tidak punya kesempatan untuk mencari celah bertemu dengan teman-teman sesuka hatinya. Hal ini dapat mengakibatkan anak mengembangkan perilaku berbohong dan memberontak.
Pengasuhan overprotektif ini sebetulnya didasarkan pada masalah orangtuanya sendiri, antara lain ketidakmampuan orangtua menemukan pemecahan masalah yang tepat. Diperlukan terapi orangtua dan sang Anak untuk menemukan kembali lingkungan yang aman dan mendukung dalam hal memproses emosi dan mempelajari keterampilan pengasuhan yang baru.
Semoga informasi ini bermanfaat.
SUMBER : TAIPANQQLOUNGE