TaipanQQ Lounge – 5 alasan mengapa wanita harus tidur lebih lama dari pada laki laki
Setiap orang membutuhkan tidur malam yang nyenyak tanpa gangguan. Akan tetapi, apakah benar beberapa orang butuh tidur lebih lama daripada yang lain?
Perempuan mungkin butuh lebih banyak tidur daripada laki-laki. Orang dewasa rata-rata membutuhkan tidur selama 7–9 jam setiap malamnya untuk bisa bangun dalam kondisi segar esok harinya. Namun, para peneliti menemukan bahwa perempuan cenderung tidur sedikit lebih lama.
Penelitian dalam jurnal American Sociological Review tahun 2013 menunjukkan bahwa perempuan cenderung tidur lebih banyak daripada pria pada 11 hingga 13 menit. 5 alasan Mengapa wanita butuh tidur lebih lama?
Perbedaan pandangan mengenai tidur
Beberapa ahli menemukan bahwa perempuan dan laki-laki mungkin memiliki pandangan berbeda tentang tidur, yang sebagian dapat menjelaskan kebutuhan tidur yang berbeda. TAIPANQQ
Perempuan, menurut garis pemikiran ini, cenderung terlibat dalam perilaku pengambilan risiko yang lebih sedikit daripada pria dan lebih cenderung memperhatikan kesehatan mereka, mengutip Healthline. Misalnya, mereka mungkin lebih cenderung meluangkan waktu untuk tidur dengan waktu tidur lebih awal atau menyisihkan waktu untuk tidur siang.
Kondisi hormonal
Hormon adalah penyebab umum gangguan tidur bagi perempuan. Beberapa mengalami masalah tidur selama fase tertentu dari siklus menstruasi mereka dan rasa sakit atau perubahan suhu tubuh mungkin menjadi penyebabnya. BANDARQ
Dilansir Women’s Health, ketika mendekati akhir siklus reproduksi, banyak dari perempuan yang mengalami ketegangan pramenstruasi, merasa mudah tersinggung, pemarah, atau emosional. Gejala-gejala tersebut juga bisa mengarah pada kekurangan tidur.
Perempuan pada paruh kedua siklus reproduksi juga kurang sensitif terhadap melatonin, hormon penginduksi tidur alami. Cara terbaik untuk mengatasinya adalah dengan menghindari cahaya biru, misalnya dari HP atau TV, pada jam menjelang tidur. Kamu bisa mencoba lampu berwarna merah untuk meningkatkan pelepasan produksi melatonin tubuh.
Kehamilan
Selama kehamilan, perempuan dapat mengembangkan sindrom kaki gelisah, suatu kondisi yang membuat lebih sulit untuk tertidur. Mereka juga lebih mungkin mengalami depresi, sleep apnea, nyeri, dan inkontinensia yang mengganggu tidur.
Menurut laporan dalam jurnal Sleep Medicine Reviews tahun 2003, masalah tidur ini bisa bertahan hingga periode postpartum, ketika kadar hormon turun pada saat yang sama ketika ibu mulai merawat bayi yang baru lahir dengan siklus tidur yang tidak teratur—sering kali menyebabkan kantuk pada siang hari.
Menopause
Seperti dijelaskan dalam laman Merck Manual, selama menopause, hingga 85 persen perempuan mengalami hot flashes. Ketika ini terjadi pada malam hari, perempuan bangun tidur berkeringat sehingga mengganggu tidur. Risiko perempuan mengalami sleep apnea juga meningkat selama menopause, menurut laporan dalam jurnal Menopause tahun 2017.
Gangguan tidur ini menyebabkan jeda pada pernapasan yang dapat mengganggu kualitas tidur seseorang, bahkan jika orang tersebut tidak bangun. Akibatnya, perempuan dengan sleep apnea mungkin merasa kurang segar saat bangun dan mengalami kelelahan dan kantuk yang berlebihan pada siang hari.
baca juga : 11 Taman Wisata Alam Di Papua Yang Wajib Dikunjungi