TaipanqqLoounge – Sabun jadi penolong Begini nasib Muharto, 30, pasca menikahi emak-emak. Titik, 36, yang telah diselamatkan dari status perawan tua, sama sekali tak berterima kasih padanya. Setiap Muharto ingin menunaikan hasratnya, sering ditolak. Walhasil pelariannya pada sabun yang dipakai oleh 9 dari 10 bintang film. Tapi tahan sampai kapan?
Banyak perempuan cantik terlambat kawin, karena terlalu selektif dan banyak kriteria dalam mencari jodoh. Dia terlalu bangga akan kecantikannya. Ketika usia 20 tahunan, ditaksir cowok bilangnya, “Siapa aku?” Usia 25 tahun belum menikah, setiap lihat cowok ganteng dia bertanya, “Siapa dia?” Tapi pada usia 30 tahun, cewek cantik nan sombong itu akam bilang, “Siapa sajalah!”
Sepertinya demikian itu nasib Titik, warga Surabaya. Sampai usia 30 tahun belum laku kawin, kan ibarat wastra lungset ing sampiran (kain bulukan lama digantung di hanger). Maka ketika dimakcomblangi teman dan kemudian diperjodohkan dengan Muharto, Titik tak mampu menolak. Alasannya, takut dicap sebagai perawan tua. Walhasil dia mau menikah dengan Muharto semata-mata demi status belaka.
Titik memang sarjana, sedangkan Muharto hanya lulusan SMA. Jadi dari pendidikan, sama sekali tak sebanding. Jika ada persamaan, ya urusan onderdil belaka. Titik wanita dan Muharto lelaki. Saking tak bangganya pada suami, dia tak rela nama suami nempel di belakang namanya.
Soal nama tak dimasalahkan oleh Muharto. Yang sering menjadi masalah dan menyiksa kodratnya sebagai kaum lelaki, Titik jarang mau melayani kebutuhan biologis suaminya. Bila pasangan baru lain bisa 3 kali seminggu sesendok makan, Muharto dapat jatah paling-paling sebulan sekali, kaya PNS gajian. Karenanya Muharto sering lihat tanggal, kapan tiba tanggal satu. Paling celaka, pas tiba hari H yang ditunggu, eh… kebetulan Titik sedang lampu merah. Gagal total jadinya.
Akhir dari pelepasan Hasrat sabun
Mestinya begitu lewat masa haid, kan bisa dirapel. Tapi Titik tidak. Dia menolak dengan alasan “hangus”. Di kala kepala sedang cekot-cekot karena ditolak masuk UGDS (Unit Gawat Darurat Syahwat), terpaksa Muharto cari pelarian liobidonya ke sabun mandi. Mereknya macam-macam, ada yang untuk perlindungan terpercaya setiap hari, ada yang dulu dipakai oleh 9 dari 10 bintang film.
Gara-gara sikap istri yang mengkomersiliasi kesyahwatan, Muharto pernah minta tolong orang dekat Titik agar memberinya nasihat. Tapi apa jawab sang istri ketika dinasihati teman, kenapa saat menjalani kewajiban signifikan itu terasa sakit. Kenapa sakit? Karena dia tidak mood dengan adegan itu. Kenapa tidak mood, karena dia kurang sreg dengan kriteria pasangannya. Bila diurut terus, jawabannya bisa makin panjang.
Dengan jawaban itu, Muharto merasa terhina. Dia jadi sadar bahwa 3 tahun menikah dengan Titik hanya dijadikan pelengkap penderita. Pantesan dia tak pernah diajak jalan bareng dengan istri. Pantesan tak pernah diperkenalkan kepada keluarga besarannya. Dan pantesan pula 3 tahun menikah belum juga punya momongan.
Demi mengakhiri penderitaan syahwati, habis Pilpres ini Muharto mengajukan gugatan cerai ke Pengadilan Agama Surabaya. Dia ingin segera lepas dari Titik, dan kemudian bisa menikah lagi dengan wanita yang siap memberi pelayanan 24 jam.