Perbedaan Orgasme pada Laki-Laki dan Perempuan Orgasme merupakan salah satu pengalaman seksual yang menciptakan euforia. Bagaimana tidak? Ketika orgasme, hormon cinta atau oksitosin akan dilepaskan dari dalam tubuh, baik pada laki-laki ataupun perempuan, sehingga dapat menciptakan perasaan bahagia serta rileks.
Jumlah putaran
Perbedaan Orgasme pada Laki-Laki dan Perempuan Respons seksual kita adalah proses kompleks yang terjadi dalam empat tahap. Dimulai dengan tahap kegembiraan awal, plateau, orgasme, dan terakhir resolusi. Selama tahap resolusi (pasca-orgasme), terdapat periode refrakter, di mana orgasme nggak akan terjadi di periode ini.
Menurut seksolog Chanel Jaali Marshall, sebagian besar penelitian tentang periode refrakter berpusat pada laki-laki, sehingga memengaruhi gagasan bahwa perempuan bisa secara terus-menerus merasakan orgasme.
“Dalam kasus ini, klitoris bisa menjadi terlalu sensitif untuk melanjutkan aktivitas seksual”, lanjut Chanel kepada Romper.
Durasi
Berdasarkan konsensus umum di antara penelitian saat ini adalah, bahwa tahap orgasme pada perempuan dapat berlangsung selama 20 detik (atau bahkan lebih lama untuk beberapa orang), sementara ejakulasi penis berlangsung dari 3 hingga 10 detik.
“Orgasme dapat bervariasi dalam durasi dan intensitasnya, serta bisa spesifik untuk orang dan situasi (yaitu berpasangan atau solo). Tidak ada orgasme tertentu yang ‘lebih baik’ dari yang lain, dan idealnya tidak boleh di bandingkan,” kata Chanel.
Tujuan biologis
Dari sudut pandang evolusi dan anatomi, pasti akan lebih mudah untuk memahami mengapa penis orgasme; proses ini membantu sperma mencapai rahim dan pada akhirnya membuahi sel telur.
Seorang ahli biologi terkemuka, Elisabeth Anne Lloyd, dan penulis The Case of the Female Orgasm, berpendapat bahwa tidak ada cukup bukti kuat untuk membuktikan bahwa orgasme vagina atau klitoris memiliki tujuan biologis.
Reaksi otak
Para peneliti dari Universitas Groningen di Belkamu mempelajari respons otak laki-laki versus perempuan selama foreplay dan hubungan seksual. Hasil menunjukkan bahwa area otak yang berbeda pada keduanya menunjukkan aktivitas selama stimulasi genital, tetapi saat orgasme, keduanya menunjukkan aktivasi di area otak kecil, yaitu bagian bawah otak yang bertanggung jawab untuk kontrol motorik.
Ejakulasi
Sebuah laporan dalam Journal of Sexual Medicine meneliti berbagai penelitian tentang ejakulasi pada perempuan, dan menemukan bahwa hanya sekitar 10%-55% yang mengeluarkan cairan keputihan saat berhubungan seks.
Tetapi, seperti yang dicatat oleh Carol, hal ini cukup sulit untuk diterapkan pada keseluruhan populasi. “Kami bahkan tidak tahu berapa banyak yang bisa jika distimulasi dengan tepat – bagaimana mungkin kami bisa melakukan penelitian itu?” tanyanya.
Pengalaman
Terlepas dari beberapa perbedaan fisik yang tampak jelas, orgasme akan terasa hampir sama, nggak peduli peralatan apa yang kamu gunakan. “Kita semua manusia memulai dengan anatomi genital yang sama di dalam rahim,” jelas Carol.
“Dan sementara itu, berkembang di bawah pengaruh hormon selama kehamilan, semua bagian kita homolog, sering berfungsi sama dan berkembang dari struktur dasar dan neurologi yang sama.” lanjutnya.
Apa contohnya? Seperti halnya penis dan klitoris yang memiliki fungsi sama dan sebenarnya berkembang dari hal yang sama, “Seperti halnya prostat dan ‘G-spot’ dan elemen genital lainnya.”
Baca Juga : Pemain Kunci Membawa RB Leipzig Juara
SITUS KARTU ONLINE TERPERCAYA