Taipan Poker Lounge Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita. Terkait umurnya yang masih sangat muda, anak balita masih belum tahu dan bisa membedakan mana perilaku yang baik dan buruk, mana yang harus ia hindari, dan mana yang boleh atau tidak. Oleh sebab itu, di sini peran orangtua sangat di butuhkan untuk bisa membentuk karakter anak yang lebih baik lagi.
Mungkin untuk beberapa hal kurang baik yang di lakukan balita masih bisa di wajarkan dan di tolerir.
Lantas, perilaku apa sajakah itu? Yuk, simak penjelasannya di bawah!
Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita Menyela saat sedang berbicara
Anak balita dengan semangat dan antusiasnya yang tinggi mungkin akan cukup sering menginterupsi kamu ketika sedang berbicara dengan orang lain.
Untuk mengatasinya, jika anakmu sudah cukup paham mengenai nasihat, coba beri ia pemahaman bila akan ada tamu atau kamu akan melakukan panggilan telepon, lalu kamu bisa tawari ia untuk memainkan mainannya selama kamu sedang mengobrol. Untuk anak yang lebih kecil, kamu bisa ajak ia untuk memainkan permainan tertentu hingga membuatnya tetap sibuk.
Selain itu, berikan juga alternatif lain ketika anak membutuhkan diri mu. Alih-alih langsung menginterupsi obrolanmu, minta ia untuk melakukan gestur, seperti memegang bahu, menarik sedikit baju, atau gestur lain yang bisa di jadikan kode isyarat ketika anak butuh sesuatu darimu. Sentuhan fisik menawarkan cara terhubung tanpa suara yang dapat membantu anak merasa di lihat dan di dengar saat mereka berlatih menunggu.
Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita Bermain dengan kasar
Bermain tangan seperti memukul, mencubit, serta mendorong teman bermainnya juga menjadi sesuatu yang jangan sampai di abaikan. Michele Borba, psikolog dan penulis buku, di kutip Parents, menjelaskan bila perilaku kasar anak bisa menjadi kebiasaan yang mengakar. Di tambah lagi, hal ini memberikan pesan bahwa menyakiti orang lain adalah hal tepat dan dapat di terima.
Ledakan emosi merupakan hal wajar dan kerap di alami balita. Selain itu, ia juga masih belum memiliki kendali impuls dan kurangnya penguasaan kosa kata membuatnya menyalurkan amarah secara fisik.
Ketika hal tersebut terjadi, balita mungkin butuh bantuanmu untuk gak menendang, mencubit, dan memukul temannya. Katakan dengan lembut bahwa, “Kita gak boleh memukul”, sebagai isyarat aturan yang harus ia taati. Selain itu, kamu juga perlu memegang tangannya untuk menghentikan pukulannya atau bisa juga membawa anak pergi dari situasi tersebut.
Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita Melempar benda-benda
Selain memukul, melempar benda-benda juga jadi kebiasaan yang gak bisa di abaikan orangtua begitu saja. Melempar jadi sesuatu sangat menyenangkan bagi anak, karena ia baru saja menguasai keterampilan itu dan secara alami ia tertarik dengan efek gravitasi yang di tunjukan dari fenomena tersebut.
Jika hanya sekadar melempar dan membuang makanan, itu bukan masalah besar. Tapi satu hal yang harus selalu di ingat, bahwa gak semua benda bisa anak lempar karena beberapa mungkin ada yang berbahaya.
Kamu gak perlu menghentikan anak untuk melempar benda sepenuhnya, tetapi fokuslah mengajarinya tentang apa yang boleh di lempar dan di mana dia bisa melemparnya.
Misalnya, kamu bisa memilih bola busa yang gak berbahaya dan ajari anak bagaimana cara bermain melempar dengan bola tersebut. Secara sederhana, kamu menunjukkan pada anak cara melempar yang benar sekaligus mencegah lemparan agresif.
Baca Juga: 4 Perilaku Teman Palsu yang Perlu Kamu Sadari, Jangan Tertipu
Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita Berpura-pura gak mendengarkanmu
Perilaku ini mungkin jadi sesuatu yang cukup mengganggu dan gak jarang memancing amarah. Tapi, melampiaskan emosi dengan memberinya peringatan berulang hanya akan membuat anak terlatih “menunggu peringatan” itu kembali di ucapkan oleh orangtuanya, buka menurutinya. Jika di biarkan, itu akan berisiko membuat perilaku tersebut terus berlanjut yang kemungkinan besar membentuk karakter pemberontak dan suka mengontrol.
Alih-alih memberikan omelan panjang, lebih baik jika sampaikan dengan instruksi sesederhana mungkin.
“Pastikan kamu melakukan kontak mata dan anak merespons dengan mengatakan ‘OK’ atau lebih baik lagi, mengulangi instruksi kamu untuk memastikan dia memahaminya. Jika anak terus mengabaikanmu atau gak menuruti itu, berikan konsekuensi sesuai usianya,” tambah Kevin.
Jangan Abaikan Perilaku Buruk Balita Melebih-lebihkan kebenaran atau berbohong
Di usia dua hingga empat tahun, seorang anak masih belum punya banyak gagasan tentang di mana suatu kebenaran berakhir dan kebohongan di mulai. Umumnya, ia masih belum paham betul mana keinginan dan mana kenyataan, sehingga secara gak sadar mereka sering mengungkapkan sesuatu yang gak nyata kepada lawan bicaranya.
Mungkin itu terlihat sepele, tetapi jika di biarkan, kebohongan itu akan terus berlanjut dan berisiko jadi lebih besar. Peran orangtua di sini hadir untuk meluruskannya dengan lembut bukan menghukumnya karena kebohongan itu. Misalnya, ketika anak bercerita bahwa ia berjalan-jalan mengelilingi setiap toko di mal, ingatkan ia bahwa mereka hanya mengunjungi arena bermain dan restoran.
Berikan ia pujian atas kejujurannya dan dorong anak untuk selalu mengatakan kebenaran, meskipun mungkin itu akan menyebabkan masalah.
Itu dia beberapa perilaku buruk balita yang sebaiknya jangan pernah di abaikan orangtua. Untuk bisa membentuk karakter anak jadi sosok yang baik, tindak lanjuti perilaku-perilaku tersebut dengan lembut dan disiplin yang konsisten setiap saat, ya!
Baca Juga: 7 Perilaku Manusia yang Di benci Kucing, Cat Lovers Harus Hati-hati