5 Tanda Orang yang Cerdas Tapi Tidak Bijaksana
TAIPANQQ Lounge -Tidak semua orang cerdas secara intelektual memiliki sikap bijaksana. Tidak jarang justru kita bertemu dengan orang-orang yang pintar secara akal namun buruk secara moral. Mereka mungkin memiliki kelebihan dalam memahami hal-hal, memiliki banyak pengetahun dan keterampilan sehingga memudahkan di rinya meraih kesuksesan secara finansial, tapi terkadang mereka lupa caranya menyikapi sesuatu secara bijak dan bersahaja.
Tidak mempertimbangkan perasaan orang lain
Menjadi orang yang jujur dan terus terang memang baik, tapi akan lebih baik jika memiliki sedikit empati dan sadar diri. Mudah sekali menjadi terlalu blak-blakan hingga menyakiti hati orang lain, padahal kita sendiri tak suka jika di sakiti seperti itu. Ketika kita merasa diri sendiri sangat pintar dan cerdas, kita kehilangan kerendahan hati untuk menyaring apa yang perlu dan tidak perlu di lakukan atau di katakan pada orang lain.
Bersikap superior dan paling baik
Orang bisa cerdas secara pemikiran tapi tidak dewasa dalam bersikap, salah satunya adalah menunjukkan kesombongan dan keangkuhan dengan merasa di rinya yang paling baik dan superior ketimbang orang lain. Dari sikap ini juga menandakan bahwa kecerdasan emosional seseorang belum terlalu baik. Orang cerdas dan bijak mengambil pendekatan yang rendah hati dalam belajar mengenai kehidupan. Ia berpikiran terbuka bahkan untuk menyadari bahwa di rinya tidak lebih baik dari orang lain.
Mendefinisikan diri dari kecerdasannya
Orang yang pintar tapi tidak bijak seringkali mendefinisikan di rinya (dan orang lain) berdasarkan intelektualitasnya. Ia merasa sebagai orang yang sangat cerdas dan berkelas sehingga mudah meremehkan orang lain. Ia bangga dengan skor IQ tinggi yang ia dapat tapi kurang menyadari bahwa ada banyak orang dengan kecerdasan di atas di rinya. Sebaliknya untuk orang bijaksana, ia cenderung lebih berpengetahuan luas dan karenanya, ia lebih rendah hati.
Kurang memiliki common sense
Salah satu kelemahan orang pintar intelektual adalah kurangnya kepekaan atau sensibilitas. Sensibilitas orang cerdas dan bijak akan sangat kentara. Mereka cenderung memiliki kepekaan dan pemahaman yang lebih mendalam tentang segala hal. Akal sehatnya berjalan dengan baik dan ia mengaitkan kecerdasan otak dengan nilai-nilai moral dan emosional yang di yakini secara umum. Tidak sulit baginya untuk memahami konteks-konteks pemahaman eksplisit dan implisit.
Terlalu fokus pada logika
Orang yang cerdas hanya berdasarkan intelektual akan mengorbankan isi hati, perasaan, emosional, sisi kemanusiaan atau insting sebagai takaran menilai sesuatu. Mereka hanya fokus pada logika, yang akhirnya membuat mereka seperti robot, dingin dan tak punya hati ketika membuat pilihan atau pun keputusan. Mereka juga cenderung kurang memiliki empati sehingga rentan menghalalkan segala cara demi mendapatkan sesuatu yang di inginkan.