Hal Sederhana yang Bantu Kurangi Tantrum pada Anak
ADUQ BANDARQ BERITA UNIK INFO PEMENANG SAKONG TIPS & TRICK

Hal Sederhana yang Bantu Kurangi Tantrum pada Anak

TAIPANQQ lounge –  Hal Sederhana yang Bantu Kurangi Tantrum pada Anak

Seperti yang di ketahui anak-anak dalam masa tumbuh kembangnya akan mengalami tantrum. Hal ini mungkin lebih sering terjadi, utamanya ketika mereka memasuki usia 4 tahun ke bawah. Alasannya bukan karena nakal, namun karena anak balita belum bisa mengembangkan kemampuan mengatasi masalah yang baik.

Meskipun tantrum memang biasanya terjadi tanpa dapat di prediksi, tetapi perlu di kendalikan. Salah satunya yaitu dengan memberikan contoh dan membangun kebiasaan baik. Memang tidak instan, namun tetap bisa di latih secara perlahan. Berikut tiga hal sederhana yang bantu kurangi tantrum pada anak. Selengkapnya ikuti daftarnya sampai akhir.

Ajari cara mengelola emosi

Faktanya, menghadapi anak yang tantrum menjadi kepanikan dan kewalahan tersendiri bagi orangtua. Di situasi tersebut tidak jarang orangtua juga akan berusaha menenangkan, misalnya dengan meminta mereka diam atau mengalihkan perhatian. Meskipun memang tujuannya baik, tetapi reaksi tersebut justru juga bisa membuat anak semakin tantrum, lho. Maka di banding meminta mereka berhenti merengek, akan lebih baik jika orangtua membantu mereka mengelola emosi.

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP) yang di lansir Parents, orangtua yang bereaksi dengan tenang dan konsisten terhadap ledakan emosi anak akan membantu mereka memahami batasannya, sehingga dapat membantu anak merasa lebih terlindungi dan terkendali.

Adapun dalam hal ini, salah satu cara yang bisa di lakukan yaitu dengan validasi emosi mereka. Misalnya ketika anak sedang sedih, kamu bisa menenangkan dengan mengucapkan kalimat seperti “ayah paham kamu sedang sedih, ayah kalau jadi kamu pasti juga sedih.”

Memberikan ruang bercerita dan berpendapat pada anak

Sering kali kita juga berpikir bahwa tantrum terjadi karena pola asuh yang buruk. Padahal kenyataannya tidak seperti itu. Di lansir Parents, psikolog klinis Linda Rubinowitz, Ph.D., seorang terapis pernikahan dan keluarga di The Family Institute di Northwestern University, di Evanston, Illinois menyebut, tantrum bukan tanda pola asuh yang buruk. Faktanya, tantrum adalah tahap perkembangan penting bagi anak. “Tantrum membantu anak-anak belajar menghadapi emosi negatif mereka.

Maka dari itu, untuk menghadapi situasi tersebut, selain dari kemampuan anak sendiri, peran orangtua juga penting. Dalam hal ini orangtua bisa memberikan ruang bercerita dan berpendapat pada anak satu jam saja sehari, misalnya. Dengan komunikasi yang intens meskipun tidak selalu maksimal, ini akan membuat anak merasa di anggap, bernilai, dan merasa di percaya.

Melibatkan anak dengan membuat routine chart

Terakhir, hal yang bantu kurangi tantrum pada anak yaitu dengan melibatkan mereka untuk membuat routine chart. Ini bisa di mulai dengan membuat jadwal tidur harian, waktu belajar, bermain, atau jadwal membantu orangtua. Jika di lakukan dengan konsisten, metode ini akan membantu anak lebih di siplin dan membuat mereka lebih terarah, sehingga mengurangi masalah perilaku.

Menurut Webmd, salah satu cara mengatasi masalah tantrum yaitu dengan bersikap konsisten. Lakukan rutinitas yang mencakup waktu makan, tidur siang, dan waktu tidur yang konsisten. Anak akan bertindak lebih baik ketika paham apa yang di harapkan. Mereka juga akan lebih baik mengatasi rasa frustrasinya ketika mendapat istirahat yang cukup.

Namun, untuk memaksimalkan hal tersebut, orangtua juga perlu memastikan bahwa anak juga terlibat. Pasalnya dengan keterlibatan, nantinya akan membuat mereka lebih bersemangat dan tanggung jawab untuk menjalani rutinitas tanpa perasaan dituntut. Sehingga, secara tidak langsung anak juga akan terlatih disiplin.

Pada dasarnya tantrum merupakan masalah perilaku yang umum terjadi pada anak-anak prasekolah untuk mengekspresikan emosi atau kemarahan. Meskipun begitu, mereka juga perlu diberikan contoh dan membangun kebiasaan baik. Memang tidak instan hal sederhana yang dapat bantu, tetapi bisa dikembangkan perlahan.

BACA JUGA : Dampak Positif Lakukan Refleksi Diri Di Akhir Tahun, Temukan Tujuan!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *