Tindakan yang Perlu Dilakukan Orangtua agar Anak Gak Trauma
ADUQ BANDARQ BERITA UNIK INFO PEMENANG SAKONG TIPS & TRICK

Tindakan yang Perlu Dilakukan Orangtua agar Anak Gak Trauma

TAIPANQQ lounge –  Tindakan yang Perlu Dilakukan Orangtua agar Anak Gak Trauma

Dalam berbagai momen, anak-anak sering kali melihat tindakan orangtua yang meninggalkan luka batin yang mendalam bagi mereka. Sedihnya, orangtua gak menyadari jika apa yang mereka lakukan justru membuat anak-anak trauma. Orangtua menganggap tindakan yang di lakukan adalah hal sepele dan wajar. Gak sedikit juga yang merasa tindakan tersebut di lakukan agar anak-anak menjadi mandiri dan kuat nantinya.

Padahal, pola pengasuhan anak di setiap era jelas berbeda. Belum lagi karakter setiap anak juga gak sama, sehingga di perlukan pendekatan yang berbeda pula. Itulah mengapa para orangtua perlu memahami tindakan mereka dalam mengasuh anak. Berikut beberapa tindakan yang perlu di lakukan oleh orangtua agar anak gak trauma. Di simak, ya!

Ajak diskusi dan hindari hukuman fisik

Penggunaan kekuatan fisik untuk mendisiplinkan anak, seperti memukul, menampar, atau menendang jelas bisa menyebabkan mereka trauma. Meski sebagian orangtua menganggap bahwa hukuman fisik sebagai bentuk tanggung jawab dan menguatkan mental, tapi hal ini gak di benarkan. Hukuman seperti ini bisa mengakibatkan rasa sakit fisik dan dampak psikologis yang serius, lho.

Ada baiknya bicara empat mata dan tanyakan perasaannya untuk memahami permasalahan ini lebih baik. Memberikan konsekuensi logis atau dialog yang lebih positif di nilai lebih mudah di pahami oleh anak di bandingkan marah-marah dan melakukan hukuman fisik.  Oh ya, kamu dan pasangan juga perlu mengajak anak-anak duduk bareng sambil berdiskusi perihal aturan dan konsekuensi bersama sehingga mereka bisa memahami batas-batas yang ada. Jauh lebih nyaman, kan? 

Berikan anak kesempatan untuk mengambil resiko

Bukan hal aneh jika para orangtua akan menjaga anak-anaknya dengan segenap jiwa, tapi ada kalanya pola asuh yang amat protektif justru menjadi hal traumatis bagi anak. Terbiasa di jaga super ketat dapat membuat mereka takut untuk membuat hubungan sosial selain dalam lingkup keluarga. Alhasil, mereka tumbuh jadi orang yang minder dan sulit berkomunikasi dengan orang lain. 

Itulah mengapa orangtua perlu memberikan anak kesempatan untuk mengambil risiko yang sesuai dengan usia mereka. Memahami batasan demi keamanan anak-anak memang penting, tapi memberikan ruang untuk mengeksplorasi serta pertumbuhan sosial bisa membantu anak dalam mengembangkan keterampilan interpersonal mereka, lho. 

Berikan pujian dan dorongan positif pada anak

Membandingkan anak dengan saudaranya, anak orang lain atau anak tetangga sebelah sering kali di anggap sebagai tindakan sepele oleh orangtua. Bermaksud memotivasi, tindakan ini justru menimbulkan perasaan gak pernah cukup dan merendahkan harga diri anak. Ingat, setiap orang mempunyai keunikan dan potensi masing-masing, dan membandingkan mereka bisa menurunkan rasa percaya diri anak-anak, lho.    

Kamu bisa mulai menghargai keunikan setiap anak agar merasa bahwa orangtua mendukung mereka. Hindari juga perbandingan dengan anak lain sehingga rasa percaya diri mereka juga ikut tinggi. Dengan melakukan tindakan ini, orangtua juga mengajarkan anak-anak perihal mencintai diri mereka sendiri, lho. 

Menetapkan ekspektasi serealistis mungkin pada anak

Menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi dapat membuat anak jadi tertekan, lho. Memberikan target yang gak realistis rawan membuat mereka rendah diri dan selalu merasa gagal. Jika di biarkan, anak-anak jadi frustasi dan akhirnya malah gak melakukan apapun atau justru melakukan hal yang berlawanan.  

Orangtua harus menetapkan ekspektasi yang sesuai dengan kemampuan anak. Mendorong anak tetap berusaha sambil memberikan pujian adalah upaya yang baik dalam membantu mereka percaya diri. Jika gagal, jangan langsung kecewa pada mereka. Sebagai orangtua, kamu dan pasangan bisa membantu mereka menyelami kesedihan, kemudian ajari mereka untuk bangkit dari kegagalan.  

Komunikasi terbuka dengan anak tentang tubuh, privasi, dan batasan

Pelecehan seksual menjadi salah satu bentuk trauma yang paling serius dan merusak. Dampaknya mencakup gangguan mental, emosional, dan fisik yang berkepanjangan. Anak-anak yang mengalami pelecehan seksual mungkin akan menghadapi tantangan besar dalam hubungan sosial yang sehat. Mereka pun dibuat bingung dalam memahami batasan-batasan seksual. 

Karena itu, sangat penting untuk membangun komunikasi terbuka tentang tubuh, privasi, dan batasan-batasan yang sehat dengan anak-anak. Mendidik anak mengenai pencegahan seksual dan memberikan dukungan jika mereka memperoleh pengalaman yang gak menyenangkan adalah dua langkah yang penting yang perlu di lakukan baik oleh kamu dan pasangan. 

Orangtua mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam membentuk kesejahteraan anak baik aspek fisik maupun emosional. Menghindari tindakan dan perilaku agar anak gak trauma menjadi langkah pertama dalam menciptakan lingkungan yang nyaman dan positif. Lakukan komunikasi terbuka dan pengertian agar mereka nyaman untuk menceritakan segala hal pada orangtua, ya.  

BACA JUGA : Cara Menjaga Kesehatan Kulit Saat Liburan Musim Dingin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *