TAIPANQQ LOUNGE – Makanan yang Bisa Memicu Tantrum pada Anak, Ortu Harus Tahu
Menghadapi anak tantrum bisa sangat menantang bagi para orangtua. Anak-anak sering kali kesulitan mengendalikan emosinya sehingga menyulitkan orangtua untuk menenangkannya.
Ada banyak faktor penyebab anak menjadi tantrum, salah satunya adalah makanan. Makanan memengaruhi berbagai fungsi tubuh, termasuk emosi dan suasana hati. Jadi, mengubah pola makan di harapkan dapat mengurangi frekuensi tantrum pada anak.
Lalu apa saja makanan yang bisa memicu tantrum pada anak dan sebaiknya di batasi konsumsinya? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini!
Gula
Di jelaskan Psychology Today, frekuensi tantrum pada anak sering kali meningkat selama Halloween dan Paskah, ketika permen dan makanan manis di berikan tanpa batasan. Kedua perayaan itu juga menjadi momen di mana anak mengonsumsi makanan manis jauh lebih banyak daripada biasanya.
Di jelaskan Kitchen Stewardship, makanan tinggi gula memicu ketidakseimbangan gula darah. Makanan manis menyebabkan gula darah melonjak naik dan turun dengan sangat cepat. Otak sangat sensitif terhadap fluktuasi glukosa darah dan cepat terganggu oleh hipoglikemia. Disfungsi otak, yang bermanifestasi sebagai perubahan suasana hati, perilaku, dan kognisi, merupakan gejala pertama dari gula darah rendah.
Makanan olahan yang mengandung pewarna buatan
Pewarna buatan merupakan salah satu bahan yang banyak terkandung dalam makanan olahan. Bahan-bahan sintetis ini dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak dan menjadi akar tantrum. Merah No. 40 adalah salah satu pewarna buatan yang paling umum di gunakan, tetapi bukan satu-satunya pewarna yang terkait dengan masalah perilaku anak-anak.
Autism Parenting Magazine merekomendasikan orangtua untuk tidak menggunakan pewarna buatan dan bahan tambahan lain dalam menu makan anak untuk menghindari tantrum. Akan lebih baik lagi jika oranguta tidak memberikan makanan olahan pada anak-anak karena sering kali mengandung pewarna buatan dan tinggi gula.
Produk susu
Susu dan produk-produk olahannya dapat menyebabkan alergi pada beberapa anak. Di jelaskan Brain Balance Centers, jika anak meminum segelas susu dan tubuhnya mulai memproduksi sitokin, peradangan yang terjadi di otak dapat menyebabkan mudah tersinggung, cemas, depresi, kabut otak, dan banyak lagi.
Masalah pencernaan, seperti sindrom usus bocor, juga bisa menyebabkan anak sensitif terhadap produk susu. Usus yang bocor dapat menyebabkan tubuh tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik sehingga memicu kekurangan vitamin dan mineral. Ini selanjutnya dapat berkontribusi pada kesulitan belajar atau masalah perilaku.
Gluten
juga dapat menyebabkan perilaku buruk pada anak-anak, di lansir ADDitude. Gluten banyak di temukan pada gandum, artinya sebagian besar jenis roti, sereal, dan biskuit mengandung bahan ini.
Konsumsi makanan yang mengandung gluten meningkatkan iritabilitas dan agresivitas pada anak. Jika pada dasarnya anak sudah sensitif terhadap gluten, mengonsumsi gluten bisa memperparah perilaku hiperaktif.
Sebaiknya, hindari memberikan makanan tersebut pada anak dan lihat apakah frekuensi tantrum berkurang. Selain itu, beberapa makanan tertentu juga dapat mencegah tantrum. Makanan tinggi protein, karbohidrat kompleks, dan asam lemak omega-3 dapat membantu mengatasi masalah perilaku pada anak.
BACA JUGA : Zodiak Mujur Minggu Pertama Maret 2024, Aquarius Percaya Diri