Uncategorized

5 Kesalahan yang Di lakukan Manajer Baru, Menghambat Keberhasilan Tim

5 Kesalahan yang Dilakukan Manajer Baru, Menghambat Keberhasilan Tim

TAIPANQQ– 5 Kesalahan yang Di lakukan Manajer Baru, Menghambat Keberhasilan Tim Ketika mendapat promosi jabatan, bukan hanya kompensasinya yang bertambah. Tugas dan tanggung jawabnya pun ikut meningkat. Tentunya, hal ini membutuhkan penyesuaian. Meski sudah punya pengalaman dan prestasi gemilang sebelumnya, ini bukan jaminan bahwa perjalanan seseorang sebagai manajer baru akan langsung mulus.

Dalam periode transisi ini, tak sedikit orang yang baru menduduki posisi sebagai manajer melakukan beberapa kesalahan seperti yang terangkum berikut. Jika di biarkan, hal ini dapat memengaruhi efektivitas dan kesejahteraan tim. Kalau kamu baru saja di promosikan sebagai manajer, pastikan hindari kesalahan-kesalahannya, ya!

Ingin mengubah banyak hal secepat mungkin

Selama menjadi karyawan biasa, kamu merasa ada banyak sistem dan kebijakan kantor yang perlu diperbaiki. Entah karena kurang efisien atau sudah ketinggalan jaman. Alhasil kamu berusaha untuk mengubah berbagai hal secepat mungkin. Padahal, kamu belum sepenuhnya memahami permasalahan dan situasi tim secara holistik.

Perubahan yang terburu-buru bisa melahirkan lebih banyak masalah. Terlebih jika peraturan dan sistem yang diusung belum teruji efektif. Nantinya, pekerjaan malah makin terhambat dan produktivitas tim menurun signifikan. Lebih lanjut, tim yang kamu pimpin akan kesulitan mengejar target yang ditetapkan.

Tak mendelegasikan tugas dengan tepat

Sebagai manajer, tak jarang kamu merasa bisa menyelesaikan semua pekerjaan sendirian. Bahkan, tugas akan lebih cepat selesai jika kamu yang mengerjakannya. Atau, kamu tidak ingin membebani anggota timmu yang sudah punya banyak jobdesc. Walau kamu berniat baik, tapi ini bukanlah contoh kepemimpinan yang ideal.

Ingat, semakin tinggi jabatannya, semakin besar juga tanggung jawab yang diemban. Di posisi ini, kamu punya segudang tugas yang harus lebih diprioritaskan. Jika memaksa merampungkan segalanya, kamu pasti keteteran.

Selain itu, manajer semestinya fokus pada hal-hal yang bersifat strategis untuk mendukung pertumbuhan tim. Dengan demikian, kamu perlu mendelegasikan tugas-tugas mendesak kepada anggota timmu sesuai kapasitas dan beban kerja mereka.

Menerapkan micromanagement

Micromanagement adalah kebiasaan mengawasi dan mengontrol setiap detail pekerjaan anggota tim. Banyak manajer baru yang cenderung perfeksionis sehingga merasa harus memastikan segala sesuatunya agar berjalan sesuai rencana. Buatmu, hal ini mungkin bukan hal besar. Namun penerimaan dari sisi karyawan bisa berbeda jauh.

Dengan melakukan micromanaging, anggota timmu berpikir kamu tak memercayai mereka dengan penuh. Hal ini bisa merusak kepercayaan diri mereka. Tekanan seperti ini sekilas mendorong mereka bekerja dengan sigap, tapi kenyataannya produktivitas mereka bisa menurun karena mereka kesulitan berekspresi dan berpikir secara kreatif.

Karena itu, hindari kebiasaan micromanagement. Sebagai manajer, kamu harus memberikan kepercayaan penuh pada setiap anggota tim untuk menjalankan tugas mereka. Alih-alih mengawasi setiap detail, fokuslah pada update berkala dalam skala besar. Jika ada yang kurang memuaskan, kamu bisa memberikan umpan balik konstruktif.

Kesulitan membuat rencana yang komprehensif

Manajer baru sering kali kesulitan dalam menyusun rencana yang komprehensif dan realistis. Tanpa rencana yang jelas, tim dapat kehilangan arah. Hal ini akan memicu kekacauan dalam pelaksanaan tugas, dan tim berisiko gagal mencapai target. 

Solusinya, coba rancang rencana yang terperinci dengan melibatkan semua pemangku kepentingan seperti anggota tim dan manajemen perusahaan. Identifikasi tujuan jangka pendek dan jangka panjang, serta langkah-langkah yang diperlukan untuk mencapainya. Gunakan project management tools dan teknik perencanaan yang efektif untuk melacak kemajuan tim dan menyesuaikan strategi sesuai kebutuhan.

Enggan menanyakan feedback kepada anggota tim

Meminta masukan dan saran dari anggota tim terkadang menjadi momok bagi manajer baru. Alasan utamanya karena mereka takut mendapatkan kritik pedas. Alhasil, mereka tak memberikan ruang bagi anggota tim untuk mengemukakan pendapat.

Namun hal ini bisa menghambat pertumbuhan, baik perkembangan pribadi dan juga tim secara keseluruhan. Selama ini mungkin kamu mengira sistem dan cara kerjamu efektif, tapi anggota tim mungkin merasakan hal yang berbeda. Jadi, gak heran kalau selama ini timmu kesulitan mencapai target.

Untuk itu, cobalah membuat sesi one-on-one meeting dengan setiap anggota tim untuk mendiskusikan pekerjaan secara berkala. Melalui sesi ini, kamu bisa menanyakan masukan yang berharga untuk dirimu. Di samping itu, kamu juga bisa mempersilakan mereka untuk bercerita tentang apa pun, baik yang menyangkut kehidupan pribadi atau pekerjaan.

Menjadi manajer yang sukses memerlukan waktu dan usaha untuk belajar dan beradaptasi. Dengan menghindari kesalahan umum ini dan menerapkan pendekatan yang tepat, manajer baru dapat membangun fondasi yang kuat untuk kesuksesan pribadi dan keberhasilan tim.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *