5 Alasan Valid Mengapa Sahabat Jadi Di benci Sama Kamu
TAIPANQQ Lounge– Valid, Kalau bicara tentang sosok sahabat, kamu mungkin otomatis membayangkan tentang seseorang yang akan selalu mendukungmu, bersedia mendengar keluh kesahmu, ataupun orang yang hadir di saat suka maupun duka.
Suka membohongimu
Alasan valid pertama mengapa sahabat jadi di benci kamu adalah dia suka membohongimu. Misalnya, dia berjanji sesuatu padamu, tapi dengan sengaja tidak menepatinya. Atau saat kamu meminjamkan barang padanya, dia tidak mengembalikan dengan alasan barangnya hilang, padahal dia sengaja untuk menyimpannya.
Memanfaatkanmu
Siapa sangka kalau sahabat sendiri bisa memanfaatkanmu untuk tujuan pribadinya. Contohnya, dia mungkin ingin bersahabat denganmu untuk numpang tenar, karena kamu termasuk orang-orang populer di kampusmu. Di depan teman-teman populermu mungkin dia bersikap ramah dan bersahabat, tapi saat kalian hanya berdua, dia cenderung mengabaikanmu.
Menghilang di saat kamu merasa terpuruk
Sangat valid jika sahabat jadi di benci sama kamu karena dia suka menghilang ketika kamu tengah berada di titik terendah. Dia mungkin cuma muncul saat kamu merasa bahagia saja, tapi sekalinya sedang sedih dan membutuhkan bantuan? Dia langsung hilang tanpa jejak bagaikan hantu.
Sejatinya seorang sahabat adalah sosok yang mau menemanimu baik di kala suka maupun duka. Dengan begini, hubungan persahabatan pun akan semakin erat.
Dia iri padamu
Kalau ada yang mengaku sahabatmu tapi menunjukkan rasa irinya, ini sih namanya musuh dalam selimut. Misalnya, kamu mendapat nilai sempurna pada kuis salah satu mata kuliah. Bukannya mengapresiasi dan bangga atas pencapaianmu, eh dia malah mengecilkan hasilmu itu.
Kerap membuatmu merasa rendah diri
Sangat wajar kalau seorang sahabat jadi di benci sama kamu ketika dia terus-terusan membuatmu merasa rendah diri.
Semisal, setiap pakaian yang kamu kenakan selalu saja ia kritik. Entah itu bilang pakaianmu itu jelek lah, nggak sesuai untuk kamu kenakan lah, terlihat berlebihan lah, dan lain sebagainya. Atau dia mulai mengomentari fisikmu, seperti, “Badanmu terlalu kurus, jadi nggak segar terlihatnya,” atau “Kamu naik lagi berat badan, ya? Ya ampun, kelihatan banget.”