TaipanQQ Lounge – Selama 3000 tahun ganja telah di gunakan untuk mengobati berbagai jenis penyakit, termasuk epilepsi. Pemakaiannya tidak boleh sembarangan karena gangguan mental jadi salah satu efek sampingnya. 5 Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
Di Indonesia, legalisasi ganja untuk medis mulai di perjuangkan. Beberapa pekan terakhir, para pejabat di DPR mulai membahas manfaat ganja untuk kebutuhan medis.
Faktanya, ganja memang punya banyak manfaat untuk kesehatan. Dua yang paling kentara adalah menurunkan tekanan darah dan meminimalisir peradangan. Dan berikut daftar manfaat ganja lainnya:
Manfaat Ganja Medis untuk Pengobatan
Ganja mengacu pada daun, bunga, batang, dan biji kering dari tanaman rami jenis Cannabis Sativa. Adapun, ganja mengandung dua jenis bahan kimia berbeda yakni Cannabidiol (CBD) dan Delta-9-tetrahydrocannabinol (THC).
Terkait manfaat ganja medis yang tengah di bahas, ada sejumlah penyakit yang bisa mengatasi sejumlah permasalahan tubuh, seperti:
5 Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
- Mengatasi Sakit Kronis
Ganja medis dapat mengobati nyeri kronis. Sakit yang barusan di sebut adalah penyebab utama kecacatan yang menyasar lebih dari 25 juta orang dewasa di Amerika Serikat.
Penelitian dalam jurnal The Health Effects of Cannabis and Cannabinoids, menemukan, ganja atau produk yang mengandung cannabinoid, efektif untuk menurunkan rasa nyeri kronis.
- Mengatasi Masalah Kesehatan Mental
Ganja medis dapat mengobati masalah kesehatan mental. Selain itu, tanaman yang punya nama lain mariyuana ini juga bisa mengatasi depresi, bipolar dan stres.
Adapun, penggunaan ganja medis untuk masalah kesehatan yang di sebutkan di atas, tak boleh berlebihan. Sebab, akan meningkatkan dampak lain bagi tubuh.
5 Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
- Memperlambat Pertumbuhan Sel Kanker
Ganja medis bisa memperlambat pertumbuhan sel kanker. Sebab, zat aktif yang terkandung dalam cannabinoid bekerja untuk mempersempit peluang sel kanker berkembang.
Namun, beberapa penelitian menyebutkan, tak ada garansi ganja bisa menghilangkan kanker layaknya operasi. Oleh karenanya, penelitiannya masih terus di kembangkan.
- Memperbaiki Gejala Sklerosis Ganda
Penggunaan cannabinoid yang terdapat dalam ganja medis dalam jangka pendek dapat memperbaiki gejala kelainan motorik pengidap multiple sklerosis. Penyakit yang barusan di sebut adalah penyakit yang memengaruhi otak, mata dan tulang belakang.
Saat sklerosis memuncak, sistem kekebalan tubuh menyerang lapisan lemak yang melindungi serabut saraf. Ini memicu penurunan koordinasi gerak tubuh sementara, bahkan permanen. Dan untuk itu, ganja medis bisa memperbaiki gejalanya.
5 Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
- Mengatasi Epilepsi
Ganja medis bisa mengatasi epilepsi. Dalam laporan Food and Drug Administration (FDA) pada Juni 2018, telah ada kesepakatan untuk menggunakan obat yang mengandung cannabinoid untuk mengobati dua jenis epilepsi langka yaitu sindrom Lennox-Gastaut dan Sindrom Dravet.
Penelitian lain pada 2017 menemukan penggunaan CBD juga dapat menurunkan intensitas kejang pada anak dengan gangguan sindrom Dravet. Angka yang di hasilkan lebih tinggi di bandingkan dengan penggunaan plasebo untuk mengatasi gangguan sindrom yang di sebutkan barusan.
Durasi kejang yang terjadi pada pengidap sindrom dravet berlangsung lama. Kondisi ini dapat terjadi secara berulang dan berpotensi mematikan. Faktanya, 1 dari 5 anak dengan sindrom Dravet tidak bisa mencapai usia 20 tahun.
5 Manfaat Ganja Medis dan Efek Sampingnya bagi Tubuh
Bahaya Ganja bagi Kesehatan Tubuh
Penggunaan ganja berlebih dapat memicu bahaya bagi tubuh. Adapun, efek samping penggunaannya meliputi:
- Masalah Kesehatan Mental
Penggunaan ganja dalam intensitas harian dapat menimbulkan gejala bipolar dan gangguan mental. Efek dari ganja ini memicu munculnya pikiran untuk bunuh diri dan meningkatkan risiko depresi.
- Kanker Testis
Penelitian yang di lakukan National Academies of Sciences menemukan beberapa bukti yang menunjukkan peningkatan risiko kanker testis. Meski, penyebaran subtipe seminoma yang tumbuh dan menyebar lebih lambat namun jadi menjadi pemicunya.
- Penyakit Pernapasan
Mengisap ganja layaknya merokok meningkatkan risiko batuk kronis. Namun, belum ada penelitian resmi yang mendeklarasikan ganja dapat meningkatkan risiko penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) atau asma.