TaipanQQ Lounge | 5 Mitos seputar Suplemen Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu. Di masa pandemik COVID-19, tampaknya masyarakat jadi lebih peduli terhadap kesehatannya. Mulai olahraga rutin, tidur cukup, termasuk mengoptimalkan asupan nutrisi baik lewat makanan maupun tambahan suplemen kesehatan.
Penggunaan suplemen kesehatan memang dapat membantu menyediakan nutrisi, terutama mikronutrien, yang umumnya kurang dalam tubuh. Namun, ada beberapa mitos yang membuat penggunaannya tidak tepat yang malah bisa berdampak buruk bagi tubuh.
Apa saja mitos seputar suplemen kesehatan yang banyak beredar masyarakat? Simak daftarnya berikut ini!
5 Mitos seputar Suplemen Kesehatan yang Wajib Kamu Tahu
Mitos 1: suplemen kesehatan bisa jadi pengganti makanan sehat untuk mendapatkan nutrisi yang sama
Konsumsi beberapa suplemen untuk memenuhi gizi harian yang kurang mungkin bukan masalah. Namun, bila dikonsumsi rutin sebagai pengganti dari makanan sehat, itu tidak dibenarkan.
Menurut National Center for Complementary and Integrative Health (NCCIH) seperti melansir Verywell Fit, lebih baik mendapatkan sumber mikronutrien seperti vitamin dan mineral dari makanan bukan, bukan dari pil suplemen. Karena, makanan mengandung kerangka nutrisi, seperti lemak dan serat, yang tidak bisa direplikasi oleh suplemen.
Larry Appel, MD, direktur Pusat Pencegahan, Epidemiologi, dan Penelitian Klinis Johns Hopkins Welsch, juga menjelaskan bahwa suplemen bukanlah jalan pintas untuk memperoleh manfaat kesehatan yang lebih baik maupun untuk pencegahan penyakit kronis.
Jika ingin memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, lebih baik memenuhinya lewat pola makan sehat bergizi seimbang, seperti memperbanyak buah, sayuran, protein tanpa lemak, dan biji-bijian.
Mitos 2: makin banyak suplemen yang dikonsumsi akan lebih baik
Menurut keterangan dari American Cancer Society, meski produk suplemen dijual bebas, tak seperti obat-obatan yang diawasi dan dikontrol secara ketat, belum tentu suplemen memberikan jaminan aman untuk dikonsumsi, terlebih dalam dosis besar.
Pada kenyataannya, konsumsi vitamin maupun mineral dalam jumlah besar justru dapat menimbulkan racun dan berbahaya bagi tubuh. Misalnya, kelebihan vitamin C dapat mengganggu penyerapan tembaga, yaitu logam yang dibutuhkan oleh tubuh. Sementara itu bila kelebihan fosfor dapat menghambat penyerapan kalsium.
Tak hanya itu, tubuh juga tidak memiliki kemampuan untuk membuang beberapa jenis vitamin, seperti A, D, dan K dalam dosis besar, sehingga dapat menimbulkan efek racun jika dikonsumsi terlampau banyak. Bahkan, dosis vitamin yang tidak cukup tinggi untuk menimbulkan efek racun pun bisa berdampak pada kesehatan, seperti gagal jantung.
Mitos 3: apa yang diklaim adalah apa yang didapat
Faktanya, tidak semua produk suplemen memberikan sesuai apa yang diklaim dalam labelnya. Suatu produk mungkin diklaim dapat memenuhi 100 persen kebutuhan diet, tetapi kenyataannya hanya 10 persen saja.
Bahkan, sebuah studi dalam jurnal JAMA Network Open tahun 2018 menemukan banyak produk suplemen yang mengandung bahan yang tidak disebutkan dalam label, seperti bahan farmasi yang tidak disetujui penggunaannya oleh lembaga pengawas obat dan makanan.
Mitos 4: suplemen aman dikonsumsi bersama obat-obatan
Benarkah konsumsi suplemen tidak menimbulkan interaksi apa pun dengan obat-obatan? Faktanya, suplemen bisa mengganggu pengobatan yang diresepkan dokter, baik itu dapat meningkatkan maupun menurunkan efektivitas obat.
Tak hanya itu, melansir U.S. News, penggunaan suplemen dan obat-obatan secara bersamaan juga dapat menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan. Maka dari itu, konsultasikan dengan tentang obat-obatan yang sedang kamu konsumsi sebelum minum suplemen apa pun.
Mitos 5: suplemen probiotik dan prebiotik dapat membantu kesehatan usus dan pencernaan
Dari banyaknya produk suplemen yang dijual bebas, mungkin kita tak asing dengan suplemen yang diklaim dapat membantu mendukung kesehatan pencernaan, seperti produk probiotik dan prebiotik.
Melansir Medical News Today, probiotik adalah suplemen yang mengandung mikroorganisme, sedangkan prebiotik adalah suplemen yang mengandung senyawa yang dapat mendorong pertumbuhan bakteri usus.
Penggunaan probiotik atau prebiotik memang bermanfaat untuk beberapa kasus kesehatan, seperti pencegahan diare, enterokolitis nekrosis, dan sepsis pada bayi prematur. Namun, penelitian masih belum menemukan tingkat efektivitas penggunaan suplemen tersebut. Seperti jenis, dosis, dan siapa saja yang bisa mendapatkan manfaatnya.
Itulah beberapa mitos tentang suplemen kesehatan. Paling amannya adalah konsultasikan dengan dokter bila kamu ingin mengonsumsi suplemen tertentu, khususnya bila kamu sedang dalam pengobatan tertentu. Gunanya adalah untuk menghindari interaksi obat, memastikan tidak berefek buruk bila ada kondisi medis tertentu, atau efek samping bila dikonsumsi dalam dosis terlalu besar. Konsultasi juga diperlukan untuk tahu suplemen apa yang tepat dengan kondisi tubuhmu.
Sumber: Permainan Kartu Berkualitas