TaipanQQ Lounge – 5 Mitos terkait Program Penurunan Berat Badan yang Harus Kamu Pahami.Salah satu cara untuk menurunkan berat badan adalah dengan menerapkan pola makan atau diet tertentu. Seperti yang kita tahu, saat ini banyak sekali program diet yang bermunculan, termasuk berbagai informasi seputar program penurunan berat badan. Sayangnya, tak sedikit informasi merupakan mitos yang tidak di dukung dengan fakta medis atau malah bisa membahayakan.
Makanan rendah lemak menurunkan berat badan
Saat diet, banyak orang yang beralih mengonsumsi produk dengan label rendah lemak atau bahkan tanpa lemak. Namun, produk-produk seperti ini sering kali di kompensasi dengan penambahan garam atau gula. Intinya, cek kemasan produk sebelum membelinya.
Selain itu, penting juga untuk mengetahui bahwa label “reduced fat” tidak sama dengan “low fat“, tetapi kandungan lemak suatu produk lebih rendah daripada versi full fat.
Mengonsumsi suplemen untuk menurunkan berat badan
Terdapat beberapa produk suplemen yang mengklaim bisa membantu tubuh membakar lemak. Nyatanya, umumnya ini tidak efektif, berpotensi bahaya, atau keduanya.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) melaporkan bahwa mereka telah menemukan ratusan produk yang di pasarkan sebagai suplemen makanan tetapi sebenarnya mengandung bahan aktif tersembunyi, yang terkandung dalam obat resep, bahan tidak aman dalam obat yang telah di tarik dari pasaran, atau senyawa yang belum cukup di teliti efeknya pada manusia.
5 Mitos terkait Program Penurunan Berat Badan yang Harus Kamu Pahami
Ingin menghilangkan lemak di area tertentu
Beberapa orang ingin mengusir lemak di area tertentu tubuh, seperti di paha atau perut. Kenyataannya, penargetan seperti ini tak mungkin di lakukan. Semua bagian tubuh merespons penurunan berat badan secara berbeda, dan kita tidak bisa memilih lemak tubuh bagian mana yang akan di usir terlebih dulu.
Melewatkan sarapan
Di anggap bisa mengurangi asupan kalori, tetapi sebetulnya melewatkan sarapan tidak membantu menurunkan berat badan. Ini cuma mitos!
Sebuah studi yang di terbitkan dalam The American Journal of Clinical Nutrition tahun 2010 menganalisis asupan makanan pada 2.184 orang usia 9-15 tahun. Dua puluh tahun kemudian, tim peneliti kembali menanyakan daftar pertanyaan yang sama.Poker Online
Mereka membandingkan data dari orang-orang yang melewatkan sarapan semasa kecil dan dewasa, dengan data dari partisipan yang tidak pernah “bolos” sarapan atau hanya melakukannya saat dewasa.
Di bandingkan dengan kelompok lainnya, partisipan yang melewatkan sarapan baik pada masa kanak-kanak maupun dewasa cenderung memiliki lingkar pinggang yang lebih besar, kadar insulin puasa yang lebih tinggi, serta kadar kolesterol total yang juga lebih tinggi.
Tidak boleh ngemil
Beberapa dari kita mungkin sering mendengar bahwa lebih baik makan berat daripada mengonsumsi makanan ringan atau snack berulang kali. Pemikiran seperti itu mungkin benar jika snack yang di konsumsi mengandung minyak dan gula yang berlebihan.
Akan tetapi, konsumsi snack yang sehat seperti buah-buahan dan yoghurt rendah lemak di sela waktu makan dapat mencegah keinginan untuk makan dengan porsi lebih banyak saat makan.