TAIPANQQ– 5 Sikap Kuatkan Mental saat Niat Baikmu Tidak Di hargai,Sahabat Fimela, tak semua kebaikan berbalas tepuk tangan. Kadang, niat tulus yang kita rawat justru di balas dingin, bahkan salah paham. Rasanya seperti mengetuk pintu yang tak di buka, padahal tanganmu membawa sesuatu yang baik. Di titik itu, bukan soal orang lain lagi, tapi tentang seberapa kuat kamu berdiri tanpa validasi yang kamu harapkan.
Menariknya, justru dari situasi seperti ini mental seseorang di uji dan di bentuk. Siapa yang tetap hangat di tengah sikap acuh? Siapa yang masih berbuat baik tanpa menyusun syarat?
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/4970239/original/016873900_1729046506-close-up-portrait-beautiful-relaxed-young-woman-enjoying-aroma-coffee-drinking-cappuccino.jpg)
Menyadari bahwa Tidak Semua Orang Punya Ruang untuk Menerima
Jangan buru-buru menarik kesimpulan bahwa kamu gagal. Sebaliknya, kamu sedang di uji untuk melihat apakah niatmu memang benar berasal dari ketulusan atau hanya ingin di hargai balik. Bila yang pertama, kamu tak akan terlalu goyah saat apresiasi tak datang. Kamu akan tetap berjalan, karena memang itu suara hatimu.
Tidak Melekatkan Harapan pada Respons
Respons orang lain bukanlah parameter nilai dari tindakanmu. Jika kamu menolong seseorang, lalu mereka tak menanggapi dengan ramah, itu tidak langsung menghapus nilai dari pertolonganmu. Sikap mental yang kuat tumbuh ketika kamu bisa tetap tenang walau hasilnya tidak seperti bayanganmu.
5 Sikap Kuatkan Mental saat Niat Baikmu Tidak Di hargai
Memisahkan Niat dengan Ego Pribadi
Saat kebaikanmu tak di hargai, yang terluka sering bukanlah niat, tapi ego. Ada bagian dalam di ri yang ingin dianggap, ingin terlihat baik, dan ingin mendapat balasan setimpal. Sahabat Fimela, membedakan antara niat dan ego adalah latihan penting untuk menjaga mental tetap sehat.
Sikap ini mengajakmu melihat bahwa niat tulus akan tetap hidup, meski tidak di lihat siapa pun. Tapi jika ego yang dominan, maka kekecewaan akan mudah menyusup dan merusak makna dari apa yang kamu lakukan. Keikhlasan tidak lahir dari tempat yang ingin di akui, melainkan dari kesadaran bahwa memberi adalah bagian dari pertumbuhan diri.
Tidak Menyalahkan Diri atas Sikap Orang Lain
Menyalahkan diri sendiri hanya akan membuat luka makin dalam. Kamu bisa mengevaluasi sikap, tapi bukan berarti harus menanggung beban yang bukan milikmu. Ketika niat baikmu di tolak atau dianggap tidak penting, itu tidak selalu berarti kamu keliru. Bisa jadi kamu hanya hadir di waktu yang belum tepat bagi mereka.
Merawat Niat Baik seperti Menjaga Api Kecil
Bayangkan niat baikmu seperti api kecil yang kamu jaga di tengah malam berangin. Jika kamu terus meniupnya dengan kecewa dan marah, api itu bisa padam. Tapi kalau kamu tahu cara merawatnya dengan tenang dan sabar, ia bisa jadi cahaya yang tetap menyala bahkan saat semuanya gelap.
SUMBER : TAIPANQQLOUNGE