TAIPANQQ– 5 Tips Menjalani Slow Morning, Melalui Pagi Tanpa Tergesa Di hari kerja, rasanya pagi-pagi selalu menjadi waktu paling hectic. Apalagi kalau kantor atau sekolah mengharuskanmu tiba pukul 7 atau 8 pagi, sedangkan tempat tinggalmu terpaut jauh. Alhasil kamu terpaksa berangkat lebih awal, minimal sejam sebelumnya untuk menghindari macet.
Waktu siap-siapmu pun jadi terbatas, sehingga semua dilakukan secara cepat biar gak terlambat. Namun, ada saja drama yang harus kamu hadapi, entah barang penting ketinggalan atau gak sempat sarapan, sehingga perut keroncongan. Hal ini bukan gak mungkin membuatmu badmood seharian, sehingga produktivitasmu menurun.
Kalau realita ini kamu hadapi setiap pagi di hari Senin sampai Jumat, maka slow morning bisa menjadi penyelamatmu. Slow morning adalah rutinitas pagi yang dilakukan tanpa tergesa. Manfaatnya bisa terasa dari mood-mu yang terjaga dengan baik sepanjang hari.
Berikut tips menjalani slow morning yang membuatmu lebih mindful di pagi hari. Coba terapkan, biar kamu gak badmood sepanjang hari.
Hindari tidur larut malam
Godaan untuk scrolling media sosial di malam hari memang tak tertahankan. Awalnya kamu berencana untuk membuka medsos sebentar sebelum tidur. Namun, tanpa sadar, waktu tiba-tiba menunjukkan pukul satu dini hari. Pola ini terus berulang setiap hari sampai akhirnya kamu terbiasa tidur selepas jam 12 malam.
Kebiasaan ini akan membuatmu kesulitan bangun di pagi hari. Gak jarang kamu bangun terlambat, sehingga hanya punya waktu singkat untuk bersiap-siap. Alhasil banyak aktivitas yang dilewatkan, yang sebenarnya bisa meningkatkan mood dan semangatmu. Misalnya, mengaplikasikan skincare, bodycare, bersih-bersih kamar, dan sarapan.
Kalau pun berhasil bangun awal, kamu akan cenderung lemas saat beraktivitas. Penampilanmu tampak lesu dan tak bergairah. Saat bekerja atau belajar, kamu kesulitan fokus dan konsentrasimu mudah buyar. Karena itu, kurangi kebiasaan bergadang agar bisa menjalani rutinitas pagi yang lebih mindful demi kesehatan fisik dan mentalmu.
Bangun setidaknya dua jam lebih awal
Kunci dari slow morning adalah punya waktu yang cukup. Mustahil bisa menjalani rutinitas pagi dengan penuh kesadaran kalau kamu hanya punya setengah jam untuk get ready. Inilah mengapa sebelumnya disinggung bahwa kamu perlu menghindari bergadang, supaya bisa bangun lebih awal.
Sebagai contoh, kamu harus berangkat jam 7 pagi. Cobalah untuk bangun dua hingga tiga jam sebelumnya, sekitar jam 4 sampai 5 pagi. Dengan rentang waktu yang panjang, kamu bisa melakukan banyak hal dengan santai. Mulai dari olahraga, menulis jurnal dan to-do list, merapikan kasur, membersihkan kamar, menyiapkan sarapan, hingga perawatan.
Semua aktivitas ini bisa mendukung kesehatan fisik dan mentalmu agar lebih baik. Hari-harimu juga menjadi lebih terencana dan produktif karena kamu tahu apa yang harus dilakukan. Penampilanmu pun lebih segar sehingga menjadi magnet yang menarik hal-hal positif dari sekitar.
Hindari mengecek HP setelah bangun
Setelah bangun, HP menjadi barang yang langsung dicari pertama kali. Ini sudah menjadi kebiasaan umum yang sulit dihilangkan. Namun, jika gak dihindari, kamu bisa keasyikan main HP dan lupa waktu seperti yang sudah-sudah. HP merupakan gangguan terbesar yang dapat mengacaukan pagi harimu.
Oleh sebab itu, sebisa mungkin hindari mengecek HP setelah bangun. Kamu bisa menyimpannya di tempat yang jauh dari jangkauan dan tak terlihat langsung oleh mata, seperti di dalam laci. Kamu boleh melihatnya sesekali, tapi hanya untuk mengecek kabar dari orang-orang di sekitar. Selebihnya, langsung jauhkan HP darimu dan segera mulai rutinitas slow morning.
Cari motivasi menjalani slow morning
Kalau sebelumnya kamu bukanlah morning person, memang sulit bangun lebih awal untuk bisa menjalani pagi hari lebih santai. Terlebih kalau kamu gak punya tujuan atau goals untuk melakukannya. Karena itu, coba pikirkan alasan kuat kenapa kamu perlu menjalani slow morning.
Apakah ingin mempunyai waktu lebih banyak untuk mengerjakan side hustle agar bisa menghasilkan lebih banyak pundi-pundi cuan, menjaga kebugaran di tengah berat badan yang terus merangkak naik karena gaya hidup tidak sehat, atau sekadar mempertahankan kewarasan di tengah gejolak dan masalah hidup yang datang silih berganti.
Motivasi berperan penting dalam menerapkan kebiasaan baru. Ketika rasa malas mulai menggerogoti, motivasi hadir untuk melawannya agar kamu tetap pada jalur yang semestinya. Apa pun alasanmu menjalani slow morning, semua valid, kok.
Mulai dengan langkah kecil
Selain menemukan motivasi kuat, kamu juga bisa memulai kebiasaan baru ini dengan pelan-pelan. Membuat gebrakan besar dalam satu waktu memang terlihat mengesankan, tapi percuma kalau kamu hanya bertahan selama beberapa hari karena terasa berat. Untuk itu, cobalah dulu perlahan dengan langkah kecil.
Misalnya, kamu biasa terlelap di jam 2 dini hari dan bangun jam 7 pagi. Keesokan hari, kamu bisa coba tidur di jam 11 atau 12 malam dan bangun pukul 6 pagi. Langkah kecil seperti ini membantumu lebih konsisten dan disiplin. Dengan begitu, kamu bisa menjadikan slow morning sebagai kebiasaan di setiap hari, sehingga dilakukan secara otomatis.
Slow morning membawa dampak lebih besar dari sekadar membantumu siap-siap lebih awal. Dengan ini, kamu bisa meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental karena punya cukup waktu untuk berolahraga, sarapan, menulis jurnal, hingga perawatan diri. Mood kamu pun lebih terjaga sehingga siap menjalani aktivitas seharian, sekalipun penuh tantangan.