7 Pemicu Anak Kucing Mati
BERITA UNIK CAPSA SUSUN TIPS & TRICK

7 Pemicu Anak Kucing Mati

TAIPANQQ ~7 Pemicu Anak Kucing Mati. Menurut penelitian yang di kutip oleh International Cat Care, sekitar 7 persen anak kucing lahir dalam keadaan tak bernyawa (stillborn) dan 9 persen lainnya mati dalam delapan minggu pertama kehidupan. Tetapi kebanyakan mati dalam 1-3 minggu pertama.

Apa Pemicu Anak Kucing Mati? Dan apakah ada cara untuk mencegahnya? kini TAIPANQQ telah merangkumnya dalam 7 Pemicu Anak Kucing Mati Cari tahu bersama, yuk!

1. Hipotermia

Cukup mudah membedakan anak kucing yang sehat dan sakit. Anak kucing sehat sering menyusu, lalu tidur nyenyak dan menempel ke induk atau saudaranya. Sedangkan anak kucing yang sakit cenderung memisahkan diri, tidak suka menyusu, gelisah, dan sering menangis. Terkadang, mereka tidak punya cukup tenaga untuk menangis dan diam saja.

Di lansir International Cat Care, anak kucing yang baru lahir cenderung mengalami hipotermia karena mereka belum bisa mengatur suhu tubuhnya. Untuk mendapatkan kehangatan, mereka sangat bergantung pada induk dan lingkungan.

Hipotermia sangat berbahaya karena dapat menurunkan denyut jantung dan pernapasan yang bisa mengarah ke gagal jantung. Suhu rektal anak kucing yang ideal adalah 35-37 derajat celcius di minggu pertama, 36-38 derajat celcius di minggu kedua dan ketiga, serta 38-39 derajat celcius di minggu keempat.

2. Kekurangan berat badan

Mengapa ada anak kucing yang lahir dengan berat badan kurang? Mungkin karena kekurangan gizi, penyakit bawaan, infeksi, atau kondisi apa pun yang menyebabkan suplai darah plasenta berkurang. Mereka sangat rentan terhadap hipotermia, dehidrasi, kegagalan pernapasan, dan kematian.

Berat badan lahir rata-rata untuk sebagian besar ras kucing adalah sekitar 90-100 gram. Akan sangat berisiko jika berat badan lahir anak kucing kurang dari 75 gram.

  • 7 Pemicu Anak Kucing Mati

3. Dehidrasi

Masih mengutip sumber yang sama, kebutuhan cairan harian anak kucing yang baru lahir adalah 130-220 ml per kilogram berat badan (BB). Sementara, kebutuhan cairan harian kucing dewasa hanya 50-65 ml per kilogram BB.

Anak kucing rentan dehidrasi karena kurang mampu mengatur kehilangan air di bandingkan dengan kucing dewasa. Dehidrasi akan terjadi jika tidak mendapatkan asupan susu yang memadai atau kehilangan cairan berlebihan akibat diare dan kepanasan.

4. Kekurangan oksigen atau hipoksia

Kekurangan oksigen (hipoksia) selama proses persalinan bisa menyebabkan anak kucing lahir dalam keadaan mati atau lahir dengan kondisi lemah sehingga gagal menyusu. Di lansir Pet MD, kekurangan oksigen menyebabkan kerusakan permanen pada otak.

Risiko hipoksia lebih tinggi pada kucing ras persia yang memiliki wajah datar dan hidung pesek. Mereka lebih mungkin mengalami kesulitan lahir karena kepala anak kucing relatif besar, tetapi panggul induknya cenderung sempit

5. Memiliki kelainan kongenital

Kelainan kongenital merupakan kelainan fisik bawaan sejak lahir. Kelainan tersebut mungkin bersifat genetik, karena paparan obat-obatan atau penyakit, serta kondisi lain yang menyebabkan cacat pada janin.

Tiga kelainan bawaan yang paling umum ialah celah langit-langit (cleft palate), hernia umbilikalis, dan cacat rangka (skeletal defects). Kelainan berat biasanya menyebabkan lahir dalam keadaan mati atau kematian dini pada neonatus (bayi baru lahir).

Kelainan bawaan yang bersifat genetik banyak terlihat pada kucing yang melakukan perkawinan sedarah. Lebih baik kucing di pacakkan dengan yang tidak memiliki hubungan kekerabatan.

6. Pengaruh lingkungan

Kematian bisa terjadi karena pengaruh lingkungan, mulai dari suhu yang tidak sesuai, kebersihan yang buruk, bersaing untuk mendapatkan susu, hingga terlalu sering di pegang-pegang oleh manusia (overhandling). Mari kita ulik satu per satu!

Suhu yang terlalu dingin membuat anak kucing berhenti mengisap susu. Pastikan suhu ruangan stabil di angka 29-32 derajat celcius. Sekitar 7-10 hari setelah di lahirkan, suhu bisa di turunkan menjadi 27 derajat celcius. Dan di akhir bulan pertama, suhu yang tepat adalah 22-25 derajat celcius.

Faktor lainnya adalah terlalu banyak anak kucing yang di lahirkan dalam satu waktu. Mengapa? Karena mereka harus bersaing dengan saudaranya sendiri untuk mendapatkan susu. Selain itu, bisa meningkatkan risiko penyakit menular.

Dan jangan terlalu sering memegang anak kucing yang baru di lahirkan. Induknya mungkin tidak menyukai aroma manusia dan bisa menyebabkan anaknya di makan oleh ibunya sendiri atau di telantarkan.

7. Infeksi virus, bakteri, dan parasit

Anak kucing harus mengisap susu setidaknya 2 jam setelah lahir. Dari sana, mereka mendapatkan antibodi atau kekebalan supaya terlindungi dari infeksi virus, bakteri, dan parasit.

Infeksi pernapasan dan gastrointestinal (sistem pencernaan) adalah yang paling mematikan bagi anak kucing. Contohnya adalah virus herpes kucing (FHV atau FHV-1), Feline calicivirus (FCV), virus corona kucing (FCoV), Feline parvovirus (FPV), virus leukemia kucing (FeLV), dan masih banyak lagi.

Tanda-tanda yang paling umum ialah diare, kesulitan bernapas, radang sendi, hingga dermatitis. Jika infeksi tidak di tangani, bisa menyebabkan septikemia (sejumlah besar bakteri masuk ke aliran darah) bahkan kematian!

Ketika induk tidak di beri obat cacing, anaknya mungkin memiliki parasit usus (yang paling umum adalah cacing gelang dan coccidia). Efeknya, anak kucing mungkin mengalami penurunan berat badan, kotoran lunak atau berdarah, perut membuncit, hingga kematian.

Nah, itulah 7 Pemicu Anak Kucing Mati . Semoga kegusaranmu terjawab, ya!

Baca juga : Tips Tetap Berbuat Baik Kepada Orang Yang Membenci Kita

SUMBER : TAIPANQQLOUNGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *