Taipanqqlpunge – Bangunan di indonesia yang tengah berbenah dengan gencarnya mendirikan banyak infrastruktur pendukung, kini mulai terlihat hasilnya. Bangunan seperti jalan tol, pelabuhan, hingga bendungan, bisa dinikmati dan dirasakan manfaatnya bagi masyarakat luas. Meski demikian, tak semua dari bangunan yang ada berfungsi sebagai mana mestinya.
Habiskan dana pembangunan hingga renovasi yang menelan biaya miliaran rupiah, beberapa infrastruktur yang ada malah mangkrak tak terpakai alias terbengkalai. Selain dianggap mubazir dan terhitung menyedot uang negara yang jumlahnya tak sedikit, keberadaan bangunan yang ada juga rawan disalahgunakan untuk kegiatan yang bukan pada tempatnya.
Banyak pelabuhan mangkrak yang telah biaya hingga puluhan miliar rupiah
Pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkuasa, tercatat ada beberapa pelabuhan yang dibangun dengan menggunakan dana APBN. Sayangnya, infrastruktur penting yang bernilai puluhan miliar tersebut malah terbengkalai dan tak berfungsi hingga saat ini.
Dilansir dari jpnn.com, bangunan seperti Pelabuhan Dempak (APBN 2013 Rp 57 miliar), Pelabuhan Moncoh ( APBN 2013 total Rp 63 Miliar), Pelabuhan Meranti (APBN 2013 Rp 50 Miliar), Pelabuhan Teluk Tapang (APBN 2012 Rp 128 miliar), Pelabuhan Tanjung Beringin (APBN 2007 Rp 16 Miliar), dan masih banyak lagi pelabuhan yang mangkrak dan terurus Poker online.
Renovasi bangunan pesanggrahan di Pasar Singamandawa yang tak terurus
Pengerjaan renovasi bangunan pesanggrahan di areal Pasar Singamandawa, Kintamani yang dilakukan pada 2017 silam, terkesa mubazir karena tak berfungsi sebagaimana mestinya. Dilansir dari balipost.com, renovasi yang yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangli itu, tak kunjung dimanfaatkan.
Renovasi bangunan pesanggrahan yang menghabiskan anggaran Rp 600 juta itu, rencananya akan digunakan sebagai tourist information center (pusat informasi turis) di wilayah tersebut. Layaknya sebuh bangunan yang terbengkalai, Bagian pintu masuk depan pesanggrahan nampak kumuh dijejali lapak pedagang. Selain itu, areal halaman juga dipenuhi rumput, semak-semak, sampah hingga kotoran anjing.
Pasar eks Mentaya Teater bernilai puluhan miliar yang cuma jadi tempat pipis
Bisa dibilang, kondisi Pasar eks Mentaya Teater yang di selatan Taman Kota Sampit, Kalimantan Tengah, bernasib sama seperti proyek Hambalang yang mangkrak dan tak terurus. Laman jpnn.com menuliskan, infrastruktur yang hampir lima tahunan tidak berpenghuni itu, menelan biaya pembangunan hingga Rp 25,9 miliar.
Dana pembangunannya sendiri diambil dari APBD Kotawaringin Timur (Kotim) melalui sistem tahun jamak. Mirisnya lagi, gedung yang terlihat megah itu hanya menjadi tempat buang air kecil dan lokasi muda mudi memadu kasih saat malam. Karena tak terurus, sejumlah bagian bangunan pun mulai rusak, seperti plafon, rolling door kios yang hilang dan jebol, dan lainnya.
Dibaca Juga: Bunga Bangkai Tumbuh Di Pekarangan Di Restoran Ini
Kerugian Negara hingga ratusan miliar dari mubazirnya proyek bangunan Hambalang
Dari sekian bangunan yang ada, proyek Hambalang mungkin menjadi salah satu yang sempat menjadi sorotan nasional. Hal ini wajar adanya karena dana yang digelontorkan untuk membangun komplek olahraga tersebut, bernilai ratusan miliar yang diambil dari dana APBN. Sayang, Proyek yang direncanakan selesai selama tiga tahun itu kemudian mangkrak karena kasus korupsi yang diusut oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Alhasil, negara pun berpotensi mengalami kerugian yang besar dari mangkraknya proyek Hambalang tersebut. Dilansir dari cnnindonesia.com, Ketua Badan Pemeriksa Keuangan Harry Azhar mengatakan, total kerugian negara dari proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sarana Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang mencapai Rp706 miliar. Jumlah tersebut didapat dari hasil audit investigasi BPK pada 2012 hingga 2013.
Sumber : Taipanqq