Buaya makan manusia
BERITA UNIK

Buaya makan manusia di Siak

TaipanQQ LoungeBuaya makan manusia Pencarian terhadap Wartoyo alias Keling di sebuah kanal Sungai Lakar, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, membuahkan hasil.

Hanya saja, tubuh korban berusia 35 tahun itu sudah tak utuh lagi karena dimangsa buaya.

Beberapa potongan tubuh korban ditemukan polisi, masyarakat dan anggota Basarnas Pekanbaru di pinggir kanal. Beberapa bagian sudah hancur karena terkaman buaya yang mendiami kanal itu.

Selain jasad, masyarakat juga menangkap buaya pemangsa korban. Satwa dari zaman purbakala itu terpaksa diakhiri hidupnya karena masyarakat menduga sisa tubuh korban berada di perutnya.

Wahyudi menjelaskan, pencarian korban sudah dilakukan sejak Selasa malam ketika masyarakat menerima laporan. Pencarian dilanjutkan pada Rabu pagi dan akhirnya bagian tubuh korban ditemukan.

DIBACA JUGA : Perburuan Liar Ancam Habitat Hiu

Menurut Wahyudi, lokasi penemuan tubuh korban tak jauh dari tempat hilangnya. Begitu ditemukan, masyarakat juga melihat buaya di dekat tubuh korban dan bersama-sama menangkapnya.

“Pencarian ini juga melibatkan pawang buaya dari Lubuk Mudo, Sungai Pakning. Penemuannya menjelang Magrib,” kata Wahyudi. Poker Online

Kanal-kanal di Sungai Lanus ini memang dihuni banyak buaya. Meski demikian, bisa dibilang jarang terjadi konflik antara manusia dengan buaya di daerah itu, apalagi berujung maut.

Buaya makan manusia – Menurut Wahyudi, kejadian ini bisa dipicu banyaknya pendatang baru di Teluk Lanus. Bisa jadi, ada pantangan yang dilanggar warga sekitar sehingga membuat buaya menjadi beringas.

“Mungkin, ada pantang larang yang dilanggar,” ujar Wahyudi.

Oleh karena itu, Wahyudi berpesan kepada masyarakat, terutama pendatang di Teluk Lanus agar menghormati serta memahami adat istiadat di sana.

“Sebaiknya berkomunikasi dengan penghulu ataupun sesepuh kampung,” sebut Wahyudi. TaipanQQ

Masyarakat juga dihimbau membatasi aktivitas di sungai untuk sementara waktu. Masyarakat juga diminta tidak takabur dan menjaga sopan santun ketika melintasi sungai.

“Begitu juga ketika melintasi rawa yang ada di Sungai Lakar,” tambah Wahyudi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *