TAIPANQQ –Cara Mendidik Anak Agar Tumbuh Cerdas Dan Bijaksana . Setiap orangtua tentu menginginkan sang buah hati mencapai potensi maksimalnya di masa mendatang. Demi mendukung mereka dalam meraih kesuksesan, tentu kita selaku orang tua mulai mempersiapkannya sejak dini.
yang di terapkan dalam keluarga memainkan peran penting dalam mendidik anak . Ada beberapa hal krusial dalam mendidik anak yang tak boleh luput dari perhatian orangtua. Tujuannya tak lain untuk merangsang kecerdasan pada anak, baik secara kognitif, emosional, bahkan hingga spiritual.
Lantas apa saja poin yang perlu di terapkan dalam mendidik anak? Simak daftarnya berikut ini.
1. Memuaskan pertanyaan anak dengan jawaban ilmiah
Masa kanak-kanak merupakan periode di mana si kecil ingin tahu dunia di sekitarnya. Wajar bila mereka mengajukan banyak pertanyaan yang bagi orang dewasa sulit untuk dijawab.
Alhasil kita hanya memberikan jawaban template seperti, “Sudah dari sananya begitu.” Bahkan tak jarang kita meminta mereka berhenti bertanya karena merasa risi.
Tanpa di sadari, perilaku ini bisa mematikan rasa penasaran mereka. Padahal curiosity atau rasa ingin tahu merupakan cikal bakal pemikiran kritis dan sikap skeptis yang di butuhkan di masa mendatang. Ini juga menjadi modal awal agar anak selalu ingin belajar hal baru sehingga mereka bisa lebih cerdas.
Untuk memuaskan pertanyaan mereka, memberikan jawaban secara ilmiah sangat di anjurkan. Tujuannya ialah melatih pemikirkan saintifik sehingga anak-anak terbiasa mengambil kesimpulan secara empiris. Dengan demikian, mereka punya proteksi yang kuat dari misinformasi yang bersifat merugikan.
2. Selalu melibatkan anak dalam pengambilan keputusan
Sering kali kita berpikir bahwa si kecil belum cukup berdaya untuk membuat pilihannya sendiri. Itulah sebabnya kita menjadi pihak utama yang mengambil keputusan untuk kepentingan buah hati.
Namun ternyata, jika di biasakan terlalu lama, ini berisiko membuat anak kesulitan membuat keputusan saat dewasa. Dia akan ketergantungan pada pendapat orang lain dan selalu meminta validasi saat memilih sesuatu.
Untuk menghindari hal ini, biasakan ajak anak untuk berdiskusi mengenai segala hal yang menyangkut di rinya. Jika usianya masih balita, kita bisa membiarkan anak memilih pakaian mereka sendiri atau bertanya menu makanan yang di inginkan.
Saat dia beranjak remaja, kita dapat melibatkannya dalam pengambilan keputusan yang lebih kompleks, misalnya mempertimbangkan sekolah yang ingin di tuju atau bahkan berunding untuk membuat aturan bersama dalam keluarga.
3. Ajak anak melakukan brainstorming
Ini merupakan kegiatan yang perlu di lakukan dalam proses pengambilan keputusan. Dalam hidup, kita akan terus di hadapi dengan banyak pilihan.
Tiap opsi memiliki keuntungan dan konsekuensi masing-masing. Tentunya kita menginginkan pilihan dengan risiko terkecil namun keuntungan paling besar.
Agar tak salah memilih, kita harus menganalisis semua opsi yang tersedia. Kenalkan anak kepada metode analisis sederhana, misalnya membuat tabel matriks berisi pro dan kontra dari tiap pilihan yang ada, lalu pilih opsi yang sisi pro-nya lebih banyak di bandingkan sisi kontra.
Tak berhenti sampai di situ, selanjutnya diskusikan solusi untuk mengatasi risiko yang mungkin di hadapi. Ini berguna untuk membuat strategi mitigasi jikalau hal yang di khawatirkan terjadi
4. Lakukan play date secara rutin
Kecerdasan tak hanya di definisikan dari skor intelligent quotient (IQ) yang tinggi, nilai fantastis di sekolah, atau perolehan juara di berbagai ajang olimpiade sains. Ini juga meliputi aspek lain, seperti kemampuan sosial yang bisa tercermin dari interaksi dan pertemanan yang terjalin dengan anak sebayanya.
Nantinya, kemampuan ini berguna untuk mendukungnya membangun relasi profesional yang baik bagi perkembangan karier atau bisnis yang dia miliki. Oleh karena itu, dorong anak untuk bermain dengan teman-temannya.
Biarkan dia belajar untuk membangun pertemanan. Selain itu, tempatkan anak di komunitas berbeda untuk memicu kemampuan adaptasi.
Meski begitu, kita selaku orang tua tetap harus mengawasi buah hati tercinta. Perhatikan bagaimana sikapnya terhadap teman-temannya, apakah dia di terima dengan baik, atau justru mendapat penindasan dari teman yang lain. Jika di rasa keluar dari batas, kita harus segera mengevakuasi anak dan membantunya secara emosional.
5. Fasilitasi anak untuk mengeksplorasi banyak hal
Seperti yang telah di jelaskan di poin-poin sebelumnya, anak punya keingintahuan yang tinggi. Mereka memiliki ketertarikan terhadap apapun di sekitarnya. Sayangnya, mereka belum memahami konsep bahaya dan tidak bahaya sehingga cenderung melakukan hal yang membahayakan keselamatan.
Namun kegiatan eksplorasi ini bertujuan guna mempertajam rasa ingin tahu anak serta membiasakan mereka bereksperimen untuk memproduksi pengetahuan secara mandiri. Tentunya ini dapat membantu anak mengembangkan pemikiran deduktif dan induktif sehingga logika berpikirnya lebih solid di masa mendatang.
Ini bisa di lakukan dengan menciptakan laboratorium mini yang di rancang secara khusus agar anak bisa belajar. Kita juga bisa memanfaatkan pekarangan dengan menciptakan miniatur ekosistem alami.
Intinya, biarkan anak bereksplorasi dengan dunia sekitarnya. Untuk melindungi anak dari marabahaya, selalu awasi anak ketika bermain seorang diri dan simpan benda-benda tajam di tempat aman.
6. Meluangkan waktu untuk quality time bersama keluarga
Menciptakan bonding yang kuat di antara sesama anggota keluarga ternyata mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak, khususnya secara emosional. Perkembangan emosional yang matang tak kalah penting lantaran mampu menjadikan mereka sosok yang dewasa, bijaksana, dan memegang teguh nilai-nilai yang baik.
Karenanya, selalu luangkan waktu untuk bercengkrama dengan anak walau aktivitas cukup padat. Ini sesederhana menemaninya bermain, menonton televisi bersama, atau melakukan staycation sesekali. Poinnya, pastikan mereka mendapat kehangatan dan merasa di cintai secara utuh.
7. Membantu anak dalam menyelesaikan masalah
Saat dewasa nanti, orangtua ingin sang anak tumbuh menjadi sosok yang mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Ini jelas harus di biasakan sejak dini, salah satunya dengan mendorong anak untuk mengembangkan resolusi konflik.
Dengan demikian, dia mampu mengemban tanggung jawab dengan baik dan bersikap gentle ketika menghadapi masalah. Bila anak terlibat dalam masalah, baik di rumah maupun di sekolah, ajaklah dia berdiskusi.
Kamu perlu mendengar cerita dari sisi anak serta perasaannya dalam menanggapi masalah yang di hadapi. Meski begitu, tetaplah bersikap netral walau anak berbuat kesalahan. Alih-alih menyalahkan atau menyudutkannya, bantu mereka berkontemplasi dan memikirkan solusi yang bisa mengatasi permasalahannya.
Tumbuh kembang anak merupakan proses kompleks yang perlu di dukung agar berjalan optimal, salah satunya ialah dengan mendidik anak dengan tepat.
Tentu kita ingin anak tumbuh dengan baik dan mampu mencapai kesuksesan di masa mendatang, kan?
Baca juga: Hati Hati Penyakit Batu Ginjal Pada Anak
SUMBER : TAIPANQQLOUNGEEdit