Eksperimen Nyata, Benarkah Makan Banyak Telur Tidak Menaikkan Kolesterol
TAIPANQQ Lounge— Kolesterol Telur sering di anggap sebagai makanan super karena kandungan gizinya yang tinggi, namun tak jarang pula di kaitkan dengan peningkatan kadar kolesterol dalam tubuh. Menariknya, seorang mahasiswa doktoral dari Universitas Harvard, Nick Norwitz, bertekad membuktikan bahwa mengonsumsi telur dalam jumlah besar tidak selalu berdampak negatif bagi kesehatan.
Menurut laporan yang di terbitkan pada Selasa (26/11), Norwitz melakukan eksperimen unik dengan memakan 720 butir telur dalam waktu satu bulan. Tujuannya adalah untuk mengamati bagaimana telur memengaruhi kadar kolesterol dalam tubuh, terutama kolesterol jahat atau LDL.
Hasil dari eksperimen ini cukup mengejutkan banyak orang. Alih-alih mengalami peningkatan, kadar LDL dalam tubuh Norwitz justru menurun meskipun asupan kolesterol dari makanannya meningkat secara signifikan. Lantas, seperti apa detail eksperimen ini dan apakah metode ini aman di terapkan oleh semua orang? Simak ulasan berikut untuk mengetahui lebih lanjut.
Detail Eksperimen Nick Norwitz
Nick Norwitz, seorang mahasiswa doktoral berusia 28 tahun, memutuskan untuk menjalani tantangan unik dengan mengonsumsi 720 telur dalam sebulan. Setiap harinya, ia mengolah 24 telur menjadi beragam hidangan seperti orak-arik, telur goreng, rebus, hingga omelet yang menggugah selera.
Selama eksperimen ini, Norwitz menerapkan diet ketogenik, yang di kenal sebagai diet rendah karbohidrat dan tinggi lemak. Tujuan dari diet ini adalah untuk mengubah tubuh agar lebih mengandalkan lemak sebagai sumber energi utama, menggantikan peran gula. Selain itu, ia tetap aktif berolahraga dengan melakukan latihan kalistenik guna mendukung keberhasilan percobaannya.
Hasil Mengejutkan dari Konsumsi Telur Ekstrem
Eksperimen ini menghasilkan temuan yang cukup mengejutkan. Bayangkan, meskipun Norwitz meningkatkan asupan kolesterol dari makanan hingga mencapai 133.200 mg dalam satu bulan, kadar LDL dalam tubuhnya justru mengalami penurunan sebesar 18 persen.
Saya menduga bahwa kolesterol dari makanan tidak akan meningkatkan kadar LDL saya, dan hasil eksperimen ini membuktikan dugaan tersebut, ujar Norwitz dalam sebuah wawancara dengan Dailymail.
Ini menunjukkan bahwa keseimbangan antara lemak dan karbohidrat dalam pola makan memiliki peran penting dalam mengatur kadar kolesterol.
Mengapa Tidak Semua Orang Bisa Konsumsi Telur Berlebih?
Menurut Dr. James O’Keefe, seorang anggota dari American College of Cardiology, mengonsumsi telur dalam jumlah yang wajar bisa memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Hal ini terutama di sebabkan oleh kandungan proteinnya yang dapat membuat Anda merasa kenyang lebih lama.
Namun, mengonsumsi telur secara berlebihan, seperti yang di lakukan oleh Norwitz, tidak di sarankan untuk semua orang. Bagi Anda yang memiliki di abetes atau penyakit jantung, sebaiknya batasi konsumsi kuning telur hingga lima butir per minggu, kata O’Keefe, seperti yang di laporkan oleh laman TODAY.
Bagi mereka yang memiliki risiko kesehatan tertentu, memilih untuk mengonsumsi bagian putih telur bisa menjadi pilihan yang lebih aman karena tidak mengandung kolesterol. Sebaliknya, mengonsumsi kuning telur dalam jumlah besar dapat memperburuk kondisi kesehatan pada beberapa individu.
Manfaat dan Risiko Konsumsi Telur
Telur merupakan sumber nutrisi yang luar biasa, mengandung protein berkualitas tinggi, vitamin D, dan omega-3 yang esensial untuk kesehatan tubuh kita. Mengonsumsi dua butir telur setiap hari di anggap aman dan dapat memberikan manfaat berkelanjutan, terutama jika Anda memilih telur yang di perkaya dengan omega-3.
Namun, penting untuk tidak mengabaikan risiko yang mungkin timbul dari mengonsumsi telur dalam jumlah besar. .
Pelajaran dari Eksperimen Norwitz
Eksperimen yang di lakukan oleh Norwitz mengungkapkan bahwa pola makan dan gaya hidup memiliki peran krusial dalam mengatur kadar kolesterol. Dengan menerapkan diet ketogenik dan rutin berolahraga, tubuhnya mampu menggunakan kolesterol dengan lebih efektif.