Taipanqqlounge – hubungan terkadang seseorang tidak sadar dirinya berada dalam situasi yang tidak menyenangkan. Bisa jadi perilaku pasangan yang kurang menyenangkan kamu abaikan. Namanya juga jatuh cinta. Padahal kamu juga sebenarnya merasa kesal atau marah dan sedih atas perbuatannya.
Tapi kalau mau konfrontasi juga bingung, takutnya malah kamu yang disalahin. Nah, lho. Bukankah cinta seharusnya membuat segalanya jadi lebih indah? Kenapa malah jadi serba salah?
1. Kata orang, cinta itu buta dan membutakan. Mungkin ini yang membuatmu tidak bisa melihat kesalahannya.
Ada banyak sekali orang di dunia ini yang kalau sudah terlanjur cinta, jadi lemah penglihatannya untuk sekadar menyadari bahwa pasangannya bisa juga berbuat salah.
Jika si dia sadar ketika melakukan kesalahan lalu segera minta maaf dan tidak mengulanginya (bukan hanya janji ya), maka masalah selesai. Masalah baru muncul jika ia sadar telah berbuat salah, tetapi justru membuatmu merasa bersalah karena mencoba mengonfrontasinya.
2. Contohnya, ketika kamu memergokinya chatting dengan teman lawan jenis dalam frekuensi yang tidak wajar.
Lagi makan bareng, tangan dan pandangannya selalu tertuju ke layar handphone. Ditanyai chatting sama siapa, nggak jawab. Nanti kalau dilihat, malah marah dan menuduhmu overprotektif. Sekalinya ketahuan ternyata lagi chatting sama teman lawan jenis dan itu terjadi berulang kali, padahal si teman chatting juga bukan koleganya di tempat kerja.
Jadi mereka chatting untuk urusan apa? Jika kamu bertanya dan dia mau menjelaskan baik-baik, selesai urusan. Tapi, jika sikapnya justru berubah menjadi defensif dan menyalahkanmu, perlu dicek lagi tuh, emang ada apa kok malah marah balik?
3. Kamu tidak perlu merasa bersalah untuk kemarahannya.
Kecuali memang kamu yang salah. Kalau kasusnya seperti contoh di atas, luangkan waktu untuk introspeksi diri dan hubungan. Coba kamu ingat, apakah kamu lebih bahagia sebelum atau sesudah berpacaran dengannya?
Apakah jika hubungan ini diteruskan akan mengubah kalian berdua menjadi orang yang lebih baik atau sebaliknya? Bagaimana hubunganmu dengan keluarga dan teman dekat setelah kalian berpacaran? Banyak indikator yang bisa dipakai untuk menentukan kesehatan hubungan kalian.
4. Apakah dia sering mempermalukan hubungan atau membentakmu di muka umum?
Padahal ada teman-temannya, teman-temanmu dan bahkan ada anggota keluarga yang lain? Seseorang yang baik akan memperlakukan pasangannya dengan baik pula, saat berdua maupun saat sedang bersama orang-orang lain.
Mungkin selama ini kamu hanya berpikir sambil lalu atau dalam hati aslinya malu dan kesal, tapi mengesampingkan fakta itu karena yakin dia akan berubah pada waktunya Poker Online.
Tapi kalau sehari-hari aja dia berani memperlakukanmu tanpa rasa hormat dan tidak menghargaimu selayaknya pasangan, gimana bisa kamu yakin nanti setelah lebih serius tingkatan hubungannya, dia akan berubah?
5. Hubungan yang sehat semestinya berjalan tanpa ada paksaan.
Wajar kok kalau berbeda pandangan. Namanya juga dua kepala, nggak mungkin dong isinya sama. Nah kalau dia memaksakan kehendak atau prinsipnya ke kamu, itu nggak wajar. Apalagi kalau dengan kalimat semacam, “Kalau kamu nggak mau……., aku nggak bisa lanjut sama kamu.”
6. Aku sayang kamu, tapi……
Kalimat yang ada di sebelum kata “tapi” itu bohong semua. Cuma pemanis aja. Masa mencintai harus ada syaratnya? Itu cinta apa beasiswa?
Dibaca juga: Kate Middleton Hobi Pakai Plester Di Jarinya
Ingat ya, kekerasan dalam hubungan dua orang itu bukan hanya berwujud kekerasan fisik. Ada juga kekerasan verbal dan kekerasan emosional. Mungkin dia memang nggak pernah menyakitimu dengan tangannya sendiri.
Sumber: Taipanqq