Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang
BANDAR66 BANDARQ BERITA UNIK

Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang

TAIPANQQ ~ Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang . Jepang memiliki berbagai macam tradisi unik serta festival yang berbeda di setiap musim. Tradisi unik tersebut termasuk menyambut kelahiran bayi.

Walaupun zaman terus berkembang, namun masyarakat Jepang tetap melaksanakan tradisi yang sudah berjalan sejak dahulu kala. Hanya saja, pelaksanaan dari tradisi ini mungkin sedikit berbeda.

Nah, untuk mengetahui tradisi apa saja dalam menyambut kelahiran bayi di Jepang, di bawah iniTAIPANQQ telah rangkum Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang Yuk, kita simak!

1. Anzan Hara Obi atau doa untuk keselamatan persalinan

Saat kehamilan memasuki usia 5 bulan, ibu hamil akan mendapatkan sebuah anzan hara obi (selempang) dari orangtua atau dari kuil. Selempang ini nanti akan diikatkan pada perut ibu hami; pada hari anjing atau Inu-no-hi.

Adapun pemasangan selempang tersebut adalah untuk mendoakan keselamatan dan kemudahan dalam proses persalinan. Selain selempang, ibu hamil juga mendapat Anzan omamori (jimat) untuk perlindungan selama kehamilan dan persalinan.

2. Miyanoiwa atau tradisi pemurnian kamar

Pada 3 hari setelah bayi lahir, orangtua akan memurnikan kamar bayi dalam rangka menyambut si Kecil ke ruangan baru dengan meletakkan garam yang menggunung di dua lokasi kimon (gerbang iblis).

Menurut kepercayaan orang Jepang, kimon atau gerbang iblis berada di timur laut dan ura kimon (belakang gerbang iblis) di bagian tenggara, Ma. Di katakan bahwa iblis datang dari gerbang iblis yang berada arah timur laut. Selain garam,orangtua juga meletakkan ofuda spesial (kertas keberuntungan) yang di gantungkan di atas tempat tidur bayi.

  • Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang

3. Tanjoki atau gulungan kelahiran

yang satu ini di siapkan oleh kepala pendeta kuil yang berisikan semua peristiwa besar yang akan terjadi di kehidupan anak. Tanjoki sendiri sama seperti ‘buku bayi’ di negara barat. hal ini biasanya di berikan kepada orangtua saat kunjungan pertama anak mereka ke kuil.

4. Oshichiya Meimeishiki atau upacara penamaan bayi

Oshichiya Meimeishiki atau upacara penamaan bayi di lakukan di malam ke tujuh atau satu minggu setelah bayi di lahirkan. Orangtua dan kerabat akan mengadakan upacara ini dalam rangka memberikan nama si Bayi secara resmi di depan butsudan atau altar buddha di rumah.

Setelah nama bayi di tentukan, orangtua akan menuliskan nama anak mereka dengan kaligrafi Jepang di sertifikat nama (meimeisho). 

Meimeisho sendiri bisa berupa gulungan, poster atau karton mewah, dan akan di pajang secara menonjol di dinding dekat butsudan di rumah.

Kerabat dan teman dari orangtua akan berkumpul di sekitar bayi yang berpakaian serba putih dan memberikan hadiah atau shugibukuro (uang yang di masukkan kedalam amplop khusus)

5. Hatsumairi atau kunjungan pertama ke kuil

Tradisi unik berikutnya adalah Hatsumairi atau kunjungan pertama ke kuil.

Keluarga dari bayi akan melakukan Hatsumairi dengan membawa bayi mereka ke kuil Buddha di hari ke 31 (untuk laki-laki) dan 32 (untuk perempuan) kelahiran bayi dalam rangka melaporkan kelahiran kepada Buddha dan leluhur.

Keluarga akan berterima kasih untuk persalinan yang aman dan meminta Buddha untuk membimbing anak mereka saat ia tumbuh dewasa.

Saat orangtua menggendong si Bayi, pendeta kuil akan memberkati kepala anak dengan amacha (teh manis) dari upacara Hanamatsuri (ulang tahun Buddha).

Selain itu, orangtua akan meminta jimat khusus dan menulis doa khusus di ema (plak doa kayu).

6. Kotobuki Bako atau kotak tali pusar

Sama seperti tradisi mengubur ari-ari pada masyarakat Jawa, Kotobuki Bako di lakukan masyarakat Jepang dengan menyimpan tali pusar di kotak kayu yang bernama bako

Biasanya di dalam kotobuki bako ada boneka kecil yang menggambarkan bayi yang sedang tidur mengenakan kimono. Kimono bisa di buka dan tali pusar akan di tempatkan di dalamnya.

Namun seiring berjalannya waktu, kotobuki bako tidak perlu menggunakan boneka bayi berkimono. Cukup dengan meletakkan ari-ari di dalam kotak dan di tutup.

Hal ini di percaya bahwa dengan menjaga tali pusar dengan cara ini, maka hubungan positif antara ibu dan anak akan terjaga.

7. Okuizome atau makanan pertama

Ketika sudah berusia 100 hari, makanan pertama akan di sajikan khusus untuk si Kecil.

Dengan melakukan tradisi ini, orangtua berharap bahwa anak mereka akan selalu mendapatkan makanan enak dan tidak pernah merasa kelaparan selama masa hidupnya.

Menu yang di sajikan berbeda tergantung kebiasaan menurun di keluarga. Beberapa menu yang biasa di sajikan di Jepang ada:

  1. Sumashi-Jiru (sup bening) atau Sui-mono (sup ala Jepang),
  2. Sekihan (nasi merah). Kacang merah di sajikan dengan ketan
  3. Tai (ikan laut bream). Tai melambangkan kekayaan dan kemakmuran, dan di sajikan dengan kepala dan ekor yang masih utuh. (makanan dari ikan/hewan tidak boleh di berikan kepada Buddha atau di letakkan di dekat butsudan).
  4. Ishi (batu). Batu menyimbolkan pertumbuhan gigi yang kuat dan sehat. Ishi bisa di gantikan dengan mochi merah putih atau kachiguri (kacang kastanye kering).
  5. Kono-mono atau acar.
  6. Nimono (makanan yang di buat dengan cara di rebus).

Upacara ini sendiri harus di lakukan di rumah. Orangtua akan mengambil sedikit makanan dan menekannya ke bibir bayi.

8. Hatsu Tanjo atau ulang tahun pertama

Saat si Kecil sudah berusia 1 tahun,hatsu tanjo akan di selenggarakan dengan memberikan anak mereka dua kue beras berwarna merah-putih yang sudah di tuliskan nama dari anak mereka.

Mochi atau kue beras yang di berikan memiliki berat 1.8 kg dan akan di ikatkan di punggung anak menggunakan kain.

Pada tradisi ini sendiri, orangtua memiliki peran untuk mencegah anak mereka berjalan (atau merangkak) dengan lancar dengan memberikan sedikit dorongan agar anak akan kesusahan.

Dengan mengadakan tradisi ini, orangtua bermaksud baik karena ingin agar anak mereka di berkahi kesehatan, makanan, dan enman (kejantanan) sepanjang hidupnya. 

Enman menyimbolkan kesempurnaan, keserasian, kedamaian, kelancaran, kelengkapan dan kepuasan serta keutuhan.

9. Erabitori atau pilih dan ambil

Sama seperti acara tedak siten masyarakat Jawa, erabitori akan memprediksi masa depan karir si Anak dengan menyediakan beberapa barang yang menyimbolkan berbagai macam profesi pekerjaan.

Barang-barang yang di sediakan biasanya bergantung pada keluarga, seperti bulpen atau kuas menulis, uang atau dompet, gunting, sumpit atau sendok, bola dan lain sebagainya.

Erabitori di selenggarakan saat anak sudah berusia satu tahun, dan biasanya akan di laksakan bersamaan dengan Hatsu Tanjo atau ulang tahun pertama si Anak.

Itulah tad Kebiasan Unik Dalam Menyambut Kelahiran Bayi Di Jepang . Walaupun memiliki nama yang berbeda di setiap negara, inti dari tradisi ini sama, yaitu mendoakan kesehatan, kemudahan, dan keselamatan dalam hidup anak.

Baca juga : Manfaat Lain Dari Sperma Yang Tidak Banyak Orang Tau

SUMBER : TAIPANQQLOUNGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *