TAIPANQQ -Kenapa saat Puasa Badan Terasa Dingin?
Baik puasa maupun intermittent fasting bisa memberikan beberapa efek bagi tubuh karena tubuh mengalami banyak perubahan saat tidak makan dan minum dalam waktu lama. Salah satunya adalah tubuh terasa dingin.Beberapa orang melaporkan merasa kedinginan saat berpuasa. Ada yang melaporkan tangan dan kakinya terasa dingin, ada juga yang merasa dingin di sekujur tubuhnya.Walaupun terasa tidak nyaman, tetapi wajar jika kamu merasa kedinginan saat berpuasa. Ini menunjuk kan tubuh mengalih kan energi yang di maksudkan untuk menghasilkan panas untuk pembakaran lemak, mengutip dari laman Dr. Berg Nutritionals.
Tubuh menyesuaikan diri dengan penggunaan lemak sebagai energi
Di lansir DoFasting, selama puasa tubuh memulai pembakaran lemak. Oleh karena itu, simpanan lemak di ubah menjadi energi. Keadaan ini terjadi karena perut kamu kosong dalam waktu lama dan tidak ada makan sebagai sumber energi.Efek samping ini juga merupakan tanda awal ketosis, tetapi bukan berarti kamu sudah berada dalam keadaan ketosis. Rasa dingin dan gejala ketosis lainnya pada akhirnya akan hilang begitu kamu benar-benar mencapai keadaan ketosis.Proses ini juga bisa di sebut sebagai adaptasi lemak yang terjadi ketika tubuh menjalani diet rendah karbohidrat. Saat kamu beradaptasi dengan lemak, tubuh akan secara aktif membakar lemak. Kapan ini terjadi tergantung pada tingkat metabolisme, usia, gen, komposisi tubuh, tingkat aktivitas fisik, dan faktor lainnya.Dalam tubuh kamu ada lemak cokelat dan lemak putih. Lemak cokelat menghasilkan panas dengan memecah glukosa dan molekul, yang membantu mengatur suhu tubuh. Energi ekstra di simpan dalam lemak putih. Obesitas menyebabkan penumpukan lemak putih. Nah, puasa membantu pembakaran lemak putih.Keadaan adaptasi lemak berlangsung selama kamu mengonsumsi makanan karbohidrat pertama. Namun, di perlukan lebih banyak penelitian untuk mengetahui secara pasti kapan adaptasi lemak terjadi dan berapa lama berlangsung.
Pencernaan terhenti
Saat tidak makan, sistem pencernaan terhenti karena tidak ada makanan yang di cerna. Makanya, puasa dapat mengistirahatkan sistem pencernaan.Tak hanya itu, tubuh menghasilkan panas dengan memetabolisme makanan. Ini di sebut respons termogenik. Tidak ada panas yang tercipta ketika tidak ada makanan untuk direspons. Akibatnya, badan kamu bisa terasa dingin.Dibutuhkan sekitar 6–8 jam agar makanan melewati lambung dan usus kecil. Setelah itu, makanan masih melewati transit seluruh usus. Namun, kalau kamu berpuasa, sistem pencernaan kamu tidak aktif karena kamu tidak makan, sehingga usus bisa beristirahat.
Aliran darah di alihkan
Darah mengalir menuju jaringan adiposa cokelat saat berpuasa. Bentuk lemak unik ini memecah glukosa dan menyimpan lemak untuk mengatur suhu tubuh, di lansir Dr. Berg Nutritionals.
Gula darah turun
Puasa Ramadan, puasa sunah, maupun puasa intermiten berdampak pada resistansi insulin sehingga bisa menurunkan kadar gula darah.Beberapa penelitian menunjukkan bahwa puasa intermiten juga dapat meningkatkan metabolisme glukosa dan lipid (International Journal of Endocrinology, 2022).Ketika gula darah drop, kamu mungkin mengalami gejala lain seperti pusing, lapar, dan merasa kedinginan.Setelah makan, kadar gula darah akan meningkat dan insulin di lepaskan, yang mana ini membantu penggunaan glukosa oleh sel-sel di tubuh. Di sisi lain, jika perut kosong selama beberapa waktu, kadar gula darah akan turun.Keadaan gula darah rendah juga bisa di sebut sebagai hipoglikemia ringan.
Defisiensi nutrisi
Puasa berarti menurunkan asupan kalori. Dan karena waktu makan kamu terbatas, maka memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral yang di butuhkan juga bisa lebih sulit.Terlebih lagi, saat kamu berpuasa, kamu secara aktif membakar lemak. Ada beberapa vitamin yang larut dalam lemak yang mungkin hilang selama proses tersebut.Vitamin dan mineral tertentu berperan dalam mengatur panas dalam tubuh. Berikut beberapa nutrisi yang bisa hilang saat kamu berpuasa: