TAIPAN QQ LOUNGE – Ketika Kamu Mengonsumsi Protein Berlebihan, Berat Badan Bisa Naik
Memegang peran penting dalam tubuh, protein merupakan nutrisi esensial yang harus di penuhi setiap harinya. Zat gizi ini bahkan di sebut sebagai building block atau zat pembangun tubuh sebab dapat membentuk hormon dan enzim, meningkatkan kekebalan tubuh, hingga memelihara dan memperbaiki sel yang rusak.
Meski begitu, asupan protein tetap harus di sesuaikan dengan kebutuhan. Menurut keterangan Harvard Health Publishing, seseorang perlu setidaknya mengonsumsi protein sebanyak 0,8 gram/kg berat badannya. Misalnya jika seseorang memiliki berat badan 50 kilogram, maka kebutuhan proteinnya mencapai 40 gram.
Asupan protein secara berlebihan dapat menimbulkan dampak yang serius. Kemunculan beberapa tanda berikut ini dapat menjadi sinyal bahwa kamu perlu membatasi konsumsi protein dalam sehari.
Mengalami dehidrasi
Sebagai akibat mengonsumsi tinggi makanan yang mengandung protein, seperti daging, unggas, telur, susu, atau produk susu, kamu akan sering merasa haus. Di lansir Mayo Clinic, kondisi ini di duga karena kadar nitrogen dalam tubuh meningkat.
Nitrogen merupakan salah satu unsur pembentuk protein. Asupan protein yang berlebihan membuat tubuh harus mengeluarkan lebih banyak nitrogen lewat urine sehingga memerlukan lebih banyak air. Oleh karena itu, risiko dehidrasi bisa meningkat.
Merasa pusing dan lemas
Kelelahan dan pusing kemungkinan merupakan sinyal bahwa kamu mengonsumsi protein secara berlebihan, apalagi jika tidak di sertai dengan asupan karbohidrat yang cukup. Tanda ini muncul lantaran tubuh sedang mengalami fase ketosis. Ini merupakan proses metabolisme yang terjadi ketika tubuh menggunakan lemak sebagai sumber energi.
Salah satu pemicunya ialah kehabisan cadangan karbohidrat. Oleh karena itu, tubuh tak bisa langsung mendapatkan energi dan membakar cadangan lemak sebagai gantinya. Ini menyebabkan lemas dan pusing yang bisa menghambatmu untuk beraktivitas.
Napas menjadi bau
Sayangnya, ketosis memiliki efek samping. Metabolisme lemak dalam tubuh akan menghasilkan keton aseton yang membuat napas menjadi bau. Kehadiran keton aseton di napas bisa menjadi indikator bahwa kamu telah kelebihan konsumsi protein. Ini di jelaskan melalui studi yang terbit dalam Nutrition Journal pada 2015.
Selain itu, fenomena ini juga bisa di sebabkan akibat kelebihan asam amino sistein dan metionin dalam tubuh. Di lansir LIvestrong, kedua asam amino ini mengandung sulfur sebagai unsur penyusunnya. Seperti yang kita ketahui, sulfur memiliki karakteristik bau menyengat.
Kesulitan buang air besar
Kelebihan nitrogen dalam tubuh yang di sebabkan karena asupan protein berlebih memicu ginjal untuk bekerja lebih keras. Untuk mengeluarkan ekstra nitrogen, ginjal memerlukan lebih banyak air sehingga kita menjadi lebih sering buang air kecil.
Jika tidak di sertai dengan minum yang cukup, saluran cerna juga akan terkena dampaknya. Salah satu akibatnya ialah kita kesulitan buang air besar karena feses atau kotorannya menjadi lebih keras. Ini bisa di perparah khususnya jika asupan serat rendah.
Berat badan naik
Protein merupakan komponen utama otot. Namun seperti yang di jelaskan dalam laman Mayo Clinic, kelebihan protein justru akan di simpan sebagai lemak dalam tubuh. Kelebihan cadangan lemak tentunya dapat menyebabkan kenaikan berat badan.
Pada kasus tertentu seperti orang yang mengikuti program peningkatan massa otot, tubuh akan memerlukan lebih banyak protein di bandingkan biasanya. Namun besarnya kebutuhan protein harus di konsultasikan bersama tenaga ahli, seperti ahli gizi.
Walau memiliki fungsi penting dalam tubuh, asupan protein tetap harus di sesuaikan dengan kebutuhan. Jika di konsumsi secara berlebihan, ada konsekuensi yang menanti dalam jangka panjang, seperti gagal ginjal. Karenanya pastikan kamu mengonsumsi protein dalam batas wajar, ya!
BACA JUGA : Trik Jitu Mencari Handphone Yang Hilang, Kamu Cukup Lakukan Ini