Konsekuensi Tersembunyi yang Dialami Anak akibat Perceraian
Uncategorized

Konsekuensi Tersembunyi yang Dialami Anak akibat Perceraian

/Konsekuensi Tersembunyi yang Dialami Anak akibat Perceraian

Semua orang yang menikah tentunya berharap bahtera pernikahannya berjalan lancar. Namun, terkadang ada beberapa situasi, contohnya kekerasan di dalam rumah tangga (KDRT) atau perselingkuhan di antara hal-hal lainnya, yang kemudian berujung pada perceraian.BANDARPOKER

Imbas dari perceraian tidak hanya di alami oleh pasangan, anak pun juga bisa merasakannya. Biarpun dari luar anak tampak terlihat netral atau biasa saja saat tahu orangtuanya bercerai, tetapi ini bukan berarti anak tersebut tidak mengalami kesulitan dalam lingkup sosial, emosional, atau akademik.

Lalu, dampak atau kesulitan tersembunyi apa sajakah yang dapat di alami oleh anak setelah perceraian orangtua? Simak pembahasannya berikut ini.

Kesulitan menyesuaikan diri dengan lingkungan baru yang berdampak pada kemampuan akademik

Di lansir Verywell Family, perubahan dalam rutinitas keluarga seperti tinggal dengan satu orangtua, menempati rumah baru, atau pindah sekolah menjadikan perceraian orangtua sebagai proses yang sulit.

Akan tetapi, tidak semua anak mengalami hal ini. Faktor seperti usia anak dan kondisi keluarga sebelum perceraian juga berpengaruh.

Perceraian orangtua yang terjadi secara tiba-tiba cenderung membawa dampak negatif pada kemampuan akademik anak-anak di sekolah.

Lebih lanjut, sebuah studi di Etiopia yang di terbitkan dalam Education Journal tahun 2021 mendapati bahwa nilai akademik anak yang awalnya baik mengalami penurunan setelah orangtuanya bercerai.

Rentan terhadap gangguan kecemasan dan depresi

Anak usia sekolah seperti mereka yang berada di jenjang sekolah dasar akan mengalami inner konflik seperti perasaan bersalah, marah, atau cemas ketika mengetahui orangtuanya bercerai. Hal ini di rasakan sekali oleh anak terutama bila mereka memiliki hubungan yang dekat dengan satu atau kedua orangtua.

Akan tetapi, tidak semua anak mengutarakan perasaan mereka kepada orangtua setelah mengetahui berita perceraian tersebut. Inner konflik yang tidak terselesaikan dapat mengakibatkan anak tersebut mengalami gangguan mental.

Di lansir FamilyMeans, depresi dapat muncul karena rasa tertekan dan bersalah yang di alami oleh anak setelah orangtuanya bercerai.

Perasaan bersalah dan marah tidak hanya di rasakan oleh anak-anak yang usianya masih kecil, tetapi remaja pun dapat mengalaminya.BANDARPOKER

Kemudian, anak juga bisa merasa khawatir akan masa depannya. Laporan studi yang terbit dalam jurnal Contemporary Perspective on Child Psychology and Education tahun 2017 menyebutkan bahwa masalah kesehatan mental seperti kecemasan, gangguan panik, dan agorafobia bisa muncul pada anak usia remaja setelah orangtuanya cerai.BANDARPOKER

Anak berisiko terlibat masalah dalam perilaku sehari-hari

Selain mengalami gangguan mental seperti depresi, anak usia remaja juga rentan terhadap berbagai masalah perilaku. Masalah perilaku seperti agresif, aktivitas seksual, dan mengonsumsi obat terlarang (narkoba) dapat muncul pada anak setelah orangtuanya berpisah.

Hasil studi yang dilakukan di Istanbul, Turki, dengan jumlah responden 162 anak remaja mendapati bahwa anak laki-laki cenderung menjadi agresif setelah perceraian orangtua, sedangkan anak perempuan lebih mengarah kepada kegiatan seksual dan memiliki rasa percaya diri yang rendah.

Hubungan dengan salah satu orangtua menjadi jauh

Dampak lain dari perceraian adalah hubungan anak dengan salah satu orangtua bisa renggang. Beberapa kondisi yang memicu hal ini antara lain penetapan hak asuh dan tempat tinggal yang berbeda.

Master of Social Work Clinical Research Papers St. Catherine University tahun 2014, hak asuh yang jatuh kepada pihak ibu dan membatasi bahkan melarang anak untuk bertemu dengan ayah dapat mengakibatkan hubungan anak dengan ayah menjadi jauh.

Berkaitan dengan poin sebelumnya, merujuk pada laporan dalam jurnal European Sociological Review tahun 2012, perceraian orangtua juga dapat mengakibatkan tiga kondisi, yaitu:

Hubungan anak dengan ayah atau ibu dalam konteks memberikan dukungan, frekuensi interaksi, dan kualitas hubungan menjadi berkurang.
Perceraian juga menyebabkan ketidaksetaraan dalam kedekatan anak dengan orangtua. Contohnya, anak menjadi lebih dekat dengan ibu setelah perceraian atau sebaliknya.
Tidak ada perbedaan jenis kelamin dengan siapa anak suka konflik atau ribut dengan ayah atau ibu setelah perceraian. Maksudnya, anak dapat bersitegang terhadap ayah atau ibunya setelah orangtuanya bercerai, tidak pada satu pihak saja.

Anak berisiko tinggi mengalami perceraian saat dewasa nanti

Konsekuensi tersembunyi lain pada anak seusai orangtuanya bercerai juga dapat di alami saat anak sudah dewasa. Anak tersebut berisiko mengalami kesulitan dalam menjalin hubungan asmara.

Berdasarkan studi yang di laporkan di Journal of Family Psychology tahun 2008, di dapati bahwa perempuan dewasa yang orangtuanya bercerai saat ia masih kecil memiliki komitmen yang rendah terhadap hubungan asmara atau pernikahan, serta cenderung pesimistis terhadap kehidupan pernikahannya.

Itulah lima konsekuensi tersembunyi yang dapat di alami oleh anak setelah perceraian orangtuanya. Namun, tidak semua anak akan mengalami kondisi-kondisi tersebut. Faktor seperti kondisi rumah tangga sebelum perceraian, persiapan dan perencanaan hak asuh, serta faktor ekonomi keluarga berpengaruh terhadap kesiapan anak dalam menerima perceraian orangtua.

Orangtua yang sedang dalam fase perceraian sebaiknya minta bantuan kepada psikolog dan sekolah untuk membantu proses transisi agar berjalan lancar. Terakhir, orangtua di harapkan berusaha semaksimal mungkin untuk membangun dan menjaga komunikasi yang baik dengan anak dan mantan pasangan agar mental anak tidak terluka.

taukan Konsekuensi Tersembunyi yang Dialami Anak akibat Perceraian jadi apapun ceritanya jangan cerai.

BACA JUGA : Rekomendasi Film Adegan Dewasa Real

SUMBER : TAIPANQQLOUNGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *