TAIPANQQ – Kujang Bukan Senjatanya Para Raja di Tanah Sunda adalah salah satu senjata yang terbilang masyhur di Jawa Barat, senjata ini di identikan dengan senjatanya orang-orang Sunda, mengingat senjata tersebut tidak ditemui didaerah lain selain Sunda. Kekhasan Kujang yang hanya dimiliki orang Sunda kemudian dijadikan ciri khas bahkan dijadikan lambang kebanggaan Provinsi Jawa Barat terbukti dari terpangpangnya gambar pada lamabang Provinsi Jawa Barat.
Citra Kujang sebagai senjatanya orang Sunda kemudian berkembang pada pemahaman yang keliru, banyak orang yang beranggapan bahwa Raja-Raja di Sunda menggunakan Kujang sebagai senjata pusakanya, hal ini terbukti dari banyaknya lukisan Raja-Raja Sunda tempo dulu yang menggenggam Kujang sebagai senjata pusakanya
Pada mulanya, baik kalangan rakyat terpelajar maupun rakyat awam di Jawa Barat menganggap Kujang sebagai senjatanya Raja-Raja di Pasundan,
pemaham semacam itu bagi sebagian rakyat terpelajar menimbulkan kecurigaan sebab dalam penemuan Kujang-kujang Klasik ternyata selepas dilakukan penelitian dan pengamatan rupanya Kujang yang telah ditemukan pada umumnya dibuat dengan bahan-bahan dan teknik pembuatan yang sederhana
Pembuatan dengan bahan dan teknik-teknik sederhana tentunya merupakan indikasi bahwa sebetulnya bukan senjatanya Para Raja, sebab pada umumnya senjata pusakanya para Raja biasanya dibuat dengan bahan-bahan bermutu tinggi dan teknik pembuatannyapun rumit.
Bukan Senjatanya Para Raja di Tanah Sunda
Apakah Kujang betul-betul senjatanya para Raja atau tidak pada akhirnya menjadi mesteri, sebab baik yang berpendapat sebagai senjatanya para Raja maupun yang berpendapat sebaliknya sama-sama tidak mempunyai bukti, melainkan hanya dugaan-dugaan semata.
Misteri Kujang akhirnya terpecahkan selepas ditemukannya Naskah Shangyang Siska Kandang Keresian, sebab dalam naskah tersebut diinformasikan tentang jenis-jenis senjata yang digunakan di wilayah Kerajaan Sunda
Naskah Shangyang Siska Kandang Keresian menginformasikan jenis-jenis senjata yang peruntukan dalam tatanan soasial di Kerajaan Sunda, ada senjata yang diperuntukan untuk Raja dan Bangsawan, untuk Petani dan untuk para Pendeta. Uniknya dalam naskah tersebut ternyata Kujang tidak dinyatakan sebagai senjatanya para Raja maupun bangsawan di tanah Sunda
Kabar dari Naskah Shangyang Siska Kandang yang didalamnya memuat tentang peruntukan Kunjang apakah sebagai senjata pusakanya para Raja-Raja di Sunda atau tidak terdapat pada
Kropak 630 tepatnya pada bagian XVII demikian bunyinya:
Sa(r)wa Iwir/a/ ning teuteupaan ma telu ganggaman palain. Ganggaman di sang prabu ma: pedang, abet, pamuk, golok, peso teundeut, keris. Raksasa pina/h/ka dewanya, ja paranti maehan sagala. Ganggaman sang wong tani ma: kujang, baliung, patik, kored, sadap. Detya pina/h/ka dewanya, ja paranti ngala kikicapeun iinumeun. Ganggamam sang pandita ma: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi. Danawa pina/h/ka dewanya, ja itu paranti kumeureut sagala. Nya mana teluna ganggaman palain deui di sang prebu, di sang wong tani, di sang pandita. Kitu lamun urang hayang nyaho di sarean(ana), eta ma panday tanya.”
Terjamah: Segala macam hasil tempaan, ada tiga macam yang berbeda. Senjata sang prabu ialah: pedang, abet (pecut), pamuk, golok, peso teundeut, keris. Senjata orang tani ialah: kujang.
baliung. patik, kored, pisau sadap. Senjata sang pendeta ialah: kala katri, peso raut, peso dongdang, pangot, pakisi.
Danawa yang dijadikan dewanya, karena digunakan untuk mengerat segala sesuatu, Itulah ketiga jenis senjata yang berbeda pada sang prebu, pada petani, pada pendeta. Demikianlah bila kita ingin tahu semuanya, tanyalah pandai besi.
Maka tidaklah mengherankan jika -kujang klasik yang telah ditemukan selama ini terbuat dari bahan-bahan sederhana, karena memang fungsinya untuk bertani, bisa untuk memotong padi dan lain sejenisnya, yang perlu jadi catatan adalah bahwa Kujang bukan alat bunuh maupun pusaka yang dibanggakan
Baca Juga Yah : Manfaat Biji Semangka untuk Kesehatan Kita