Cara Minum Kopi agar Asam Lambung Tidak Naik
ADUQ BANDARQ BERITA UNIK INFO PEMENANG SAKONG TIPS & TRICK

Mengapa Beberapa Orang Tidak Merasakan Efek Kafein?

TAIPANQQ lounge – Mengapa Beberapa Orang Tidak Merasakan Efek Kafein?

Kopi, dengan kandungan kafeinnya, telah menjadi minuman yang sangat populer di seluruh dunia. Selain kopi, kafein juga terkandung dalam teh, minuman berenergi, minuman bersoda, atau produk cokelat.

Kafein adalah stimulan, yang berarti meningkatkan aktivitas di otak dan sistem saraf. Hal ini juga meningkatkan sirkulasi bahan kimia seperti kortisol dan adrenalin dalam tubuh.

Dalam dosis kecil, kafein bisa membuat kamu merasa segar dan fokus. Dalam dosis besar, kafein bisa menyebabkan cemas dan sulit tidur.

Meski demikian, efek kafein pada setiap orang bisa berbeda. Ada orang yang bisa minum kopi pada malam hari dan tetap bisa tidur nyenyak, sementara yang lain merasakan efek stimulan yang kuat.

Dalam artikel ini, akan dibahas kenapa beberapa orang tidak merasakan efek kafein.

Gen penentu sensitivitas kafein

Salah satu penjelasan utama mengapa beberapa orang tidak merasakan efek kafein adalah karena faktor genetik. 

Salah satu gen yang memainkan peran penting dalam sensitivitas tubuh terhadap kafein adalah CYP1A2.

Menurut studi, gen ini mengendalikan enzim dengan nama yang sama, yaitu CYP1A2, yang bertanggung jawab untuk memecah kafein dan mengeluarkannya dari tubuh. Varian gen ini mempengaruhi seberapa cepat seseorang dapat memetabolisme kafein (JAMA Network Open, 2023).

Sekitar setengah populasi memiliki dua salinan varian dari gen CYP1A2, membuat mereka menjadi pemecah kafein dengan cepat. Sekitar 40 persen memiliki satu salinan dan menjadi pemecah kafein dengan lambat, sementara 10 persen sisanya tanpa salinan dikenal memecah kafein sangat lambat.

Faktor tersebut menentukan seberapa cepat tubuh dapat menghilangkan kafein dari sistem.

Jumlah reseptor adenosin

Cara kafein memengaruhi otak juga dipengaruhi oleh jumlah reseptor adenosin di dalamnya.

Adenosin adalah senyawa yang membuat kamu merasa mengantuk. Kafein bekerja dengan mengikat reseptor adenosin dan menghalangi aktivasinya, sehingga kamu merasa lebih terjaga.

Menurut penelitian, jumlah reseptor ini bisa ditentukan oleh faktor genetika dan seberapa banyak kafein yang biasanya dikonsumsi seseorang. Jika seseorang memiliki banyak reseptor adenosin, mereka mungkin memerlukan lebih banyak kafein untuk merasakan efek yang sama. Sebaliknya, orang dengan sedikit reseptor adenosin mungkin kurang sensitif terhadap kafein (Scientific Reports, 2021).

Faktor lainnya

Selain genetika, faktor lain seperti gaya hidup juga dapat memengaruhi respons terhadap kafein. Merokok, konsumsi obat-obatan tertentu, dan kondisi medis seperti ADHD dapat memodifikasi cara tubuh bereaksi terhadap kafein.

Efek kafein dapat bervariasi secara luas dari orang ke orang. Menurut studi, kontrasepsi oral dapat mengurangi aktivitas CYP1A2 dan meningkatkan sensitivitas terhadap kafein (Clinical Pharmacology & Therapeutics, 1991).

Penelitian lain menunjukkan bahwa merokok juga dapat meningkatkan aktivitas CYP1A2, yang memungkinkan perokok memetabolisme kafein lebih cepat (Basic & Clinical Pharmacology & Toxicology, 2005). Oleh karena itu, perokok yang berhenti mungkin perlu mengurangi konsumsi kopi karena mereka lebih sensitif terhadapnya.

Orang dengan gangguan hiperaktivitas dan perhatian atau ADHD cenderung memiliki otak yang kurang terstimulasi dan tidak mendapatkan cukup dopamin. Menurut studi, kafein sebagai stimulan dapat meningkatkan kadar dopamin di otak. Hal ini bisa membantu individu dengan ADHD untuk keluar dari kondisi defisit dan mencapai tingkat fungsi yang lebih optimal (Translational Psychiatry, 2015).

Dengan kata lain, kafein dapat memberikan dorongan yang bermanfaat bagi mereka dengan ADHD, membantu meningkatkan tingkat kewaspadaan dan fokus mereka.

Minum kopi tidak hanya tentang menikmati cita rasa dan aroma, tetapi juga tentang bagaimana tubuh merespons kafein dalam minuman tersebut. Dengan pemahaman tentang aspek genetika dan faktor lain yang memengaruhi interaksi tubuh dengan kafein, kamu bisa lebih bijak dalam menyesuaikan konsumsi kafein sesuai batas aman.

BACA JUGA : Kebiasaan Yang Bisa Memunculkan Jerawat, Kapok Gak Tuh?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *