TAIPANQQ Lounge– yakin kini kopi telah menjadi gaya hidup bagi sebagian orang. Bekerja seharian tanpa di temani secangkir kopi, mungkin terasa kurang lengkap. Atau, jika kamu bosan bekerja di kantor, coffee shop menjadi tempat yang tepat untuk melanjutkan pekerjaanmu atau sekadar berkumpul selepas pulang kerja.
Tapi, tahukah kamu jika untuk mendapatkan secangkir kopi yang tersaji di mejamu membutuhkan waktu yang begitu lama dan proses yang cukup panjang?
Kompleksnya menanam kopi hingga bisa panen
Perjalanan pertama di mulai dari Kebun Kopi Wanoja yang terletak di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Di kebun ini bersama sang pemilik, Satrea Amambi, di ajak berkeliling ke kebun yang memiliki luas hampir 20 hektar tersebut.
Sembari berkeliling, Satrea juga menjelaskan mengenai kondisi kebun saat itu. Kebun Kopi Wanoja pada tanggal 1 Oktober 2024 baru saja melewati masa panen. Makanya, beberapa pohon di kebun tersebut sudah bersih dari buah ceri, yang nantinya akan di jemur dan menghasilkan biji kopi. Tinggal beberapa pohon saja yang masih tersisa buahnya menunggu para petani untuk memetiknya
Penjemuran kopi yang memakan waktu hingga satu bulan
Setelah biji kopi dipanen, proses selanjutnya adalah penjemuran biji kopi di bawah sinar matahari. Proses penjemuran ini memakan waktu yang berbeda sesuai dengan proses pengolahannya.
Untuk kopi dengan metode natural, membutuhkan waktu 28 hari untuk menjemurnya. Sementara untuk kopi dengan metode honey, membutuhkan waktu 12-14 hari untuk penjemuran. Sedangkan untuk metode washed, menjadi proses paling singkat, yakni hanya 2-3 hari saja setelah sebelumnya buah ceri di kupas dan di cuci bersih.
Proses resting setelah di jemur
Setelah proses jemur selesai, tahap selanjutnya yang harus di lalui biji kopi adalah proses resting. Pada proses ini, biji kopi di istirahatkan dan di pisahkan dari kulit luarnya (di sebut juga parchment) menggunakan mesin huller.
Pada proses ini, di sarankan untuk menggunakan masker dan kacamata, ya, Bela. Sebab, gilingan dari mesin huller menghasilkan debu yang cukup tebal sebagai residu dari biji kopi yang telah terbuka dari kulitnya.
Perjalanan Panjang Demi Menikmati Secangkir Kopi
Proses sortasi yang masih di kerjakan secara manual
Biji kopi yang telah terkupas selanjutnya akan melalui proses sortasi. Yakni, proses pengelompokan biji berdasarkan ukuran dan warnanya. Proses ini di lakukan agar kualitas biji kopi dapat terjaga.
Di sentra Kopi Wanoja, proses sortasi di lakukan secara manual. Mereka mempekerjakan ibu-ibu yang bertempat tinggal di sekitar sentra kopi tersebut untuk melakukan sortasi. Jika musim panen telah tiba, jam kerja dari para penyortir biasanya lebih panjang agar biji kopi cepat tersortir dan dapat segera dikirim.
Satu per satu para penyortir ini memilah biji-biji kopi berdasarkan warna dan ukurannya. Masing-masing warna dan ukuran kemudian di tempatkan di wadah terpisah.
Proses roasting dan brewing
Akhirnya sampai juga di proses yang paling POPBELA tunggu, yakni roasting dan brewing. Proses roasting di butuhkan untuk mematangkan biji kopi, membunuh bakteri yang mungkin saja masih ada sejak proses sebelumnya, dan mengeluarkan aroma serta rasa kopi agar lebih maksimal.
Untuk proses roasting membutuhkan waktu yang berbeda. Namun, untuk 100 gram biji kopi hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk me-roasting. Setelah biji kopi ‘matang’, barulah masuk ke proses brewing dengan metode yang di sesuaikan dengan keinginan para penikmatnya.
Proses brewing manual menjadi metode paling mudah yang bisa kita lakukan di rumah. Menggunakan dripper V60, kertas kopi, dan air panas dengan suhu 94 derajat Celsius, kamu sudah dapat menikmati kopi yang sedap di rumah.
Saat menikmati kopinya, jangan terburu-buru, ya, Bela. Sesap setiap tetesnya dan rasakan aroma dan taste notes dari biji kopi tersebut untuk mendapatkan pengalaman minum kopi yang tak terlupakan.
Itulah tadi proses panjang untuk menikmati secangkir kopi. Ada begitu banyak jasa dan tangan manusia untuk menyajikan secangkir kopi nikmat di meja kamu. Setelah mengetahui prosesnya, jadi semakin menghargai dan menikmati tiap tetes kopi, bukan?