TAIPANQQ Pukulan Terbaru Buat Jack Ma Hartanya Anjlok Rp 154 Triliun Jack Ma selalu jadi langganan orang terkaya di China. Akan tetapi situasi rumit yang di hadapi perusahaannya saat ini akibat tekanan dari pemerintah China, membuat harta kekayaannya turun secara cukup signifikan.
Menurut Bloomberg, pria berusia 56 tahun itu kehilangan hampir USD 11 miliar atau di kisaran Rp 154 triliun sejak akhir Oktober, bertepatan dengan investigasi regulator China pada Ant Financial Group serta Alibaba, dua perusahaan yang ia di rikan.
Dari sebelumnya berharta USD 61,7 miliar, saat ini harta Ma turun menjadi USD 50,9 miliar dan adalah orang terkaya ranking 25 dunia. Di China, ia kalah dari Colin Huang, CEO Pinduoduo dengan harta USD 58,6 miliar dan CEO Tencent Ma Huateng dengan USD 53,3 miliar.
Sebenarnya bukan hanya Ma yang kehilangan cukup banyak harta, beberapa pentolan teknologi China yang lain mengalami nasib yang sama seiring tindakan pemerintah China untuk lebih mengatur perusahaan teknologi. Kekayaan Ma Huateng terpangkas sekitar 15% dari sebelumnya.
Padahal saat IPO Ant akan di langsungkan dan di prediksi memecahkan rekor, kekayaan Jack Ma di prediksi melonjak drastis mengingat saham yang di pegangnya cukup besar. Namun seperti di ketahui, IPO di bursa saham Shanghai dan Hong Kong itu mendadak gagal di gelar lantaran intervensi pemerintah China.
Ant Financial di sebut beroperasi tanpa aturan sehingga dalam kebijakan terbaru, Ant Group di minta regulator untuk mengurangi operasi bisnis dan kembali ke akarnya hanya sebagai penyedia layanan pembayaran. Bisnis lain seperti pemberian pinjaman di tinjau ulang.
Pukulan Terbaru Buat Jack Ma Hartanya Anjlok Rp 154 Triliun
Adapun Alibaba telah di investigasi secara resmi terkait tudingan praktik monopoli. Tak hanya kedua perusahaan ini, pemerintah China kemungkinan juga akan mengincar raksasa teknologi lainnya dalam rangka mencegah mereka terlalu besar dan tak dapat di kendalikan.
“Ant mungkin menjadi perusahaan fintech pertama yang di incar regulator, tapi sepertinya bukan yang terakhir. Banyak pemain besar lain memasuki industri itu, termasuk Tencent dan kompetitor Alibaba,