Sejarah Hari Valentine
BERITA UNIK

Sejarah Hari Valentine dan Perlukah Merayakan?

Sejarah hari valentine dan perlukah merayakan? Ketahui dulu sejarahnya yuk!

Seperti yang telah kita ketahui, tanggal 14 Februari dikenal sebagai Hari Valentine. Di mana setiap orang, baik kekasih, keluarga, atau sahabat, akan merayakan hari kasih sayang tersebut dengan saling bertukar hadiah atau memberikan cokelat, serta bunga.\

Namun bagi sebagian orang, Hari Valentine bukanlah budaya yang perlu diikuti atau dirayakan. Karena, hari kasih sayang tidak hanya bisa dirayakan pada tanggal 14 Februari saja, melainkan bisa dirayakan kapan saja.

Meski begitu, banyak juga yang menjadikan Hari Valentine sebagai momen simbolis untuk menunjukkan kasih sayang padang orang terkasih.

Masih banyak juga lho yang turut suka cita dalam merayakan hari kasih sayang ini.

Lantas sebenarnya, bagaimana sejarah Hari Valentine itu dan perlukah untuk dirayakan?

Nah, biar wtidak bingung atau salah paham, berikut TAIPANQQLOUNGE telah merangkumSejarahHariValentine dan kontroversi pro kontra terkait perayaannya.

Yuk, disimak!

1. Sejarah Hari Valentine

Di lansir dari britannica.com, hari Valentine adalah hari peringatan untuk Valentinus. Ia adalah seorang pendeta Roma pada abad ketiga masehi.

Pada masa itu, Kaisar Romawi Claudius II melarang pria untuk menikah karena dirinya percaya bahwa pria lajang merupakan prajurit yang lebih baik dan memiliki dedikasi yang tinggi. 

Akan tetapi, Valentinus tidak setuju dengan keputusan tersebut. Maka secara diam-diam, ia mengatur pernikahan rahasia para pemuda dan pemudi Roma.

Hingga suatu hari, Kaisar Claudius mengetahui pernikahan rahasia tersebut dan menjebloskan Valentinus ke penjara. Bahkan, Kaisar tidak segan-segan memberikan hukuman mati pada Valentinus.


Eksekusi hukuman mati bagi Valentinus tersebut jatuh pada tanggal 14 Februari 270 M.

Sejarah Hari Valentine dan Perlukah Merayakan?

Pada abad kelima masehi, tanggal 14 Februari tersebut akhirnya di tetapkan sebagai Hari Valentine oleh Paus Roma Gelasius.

Sejarah Hari Valentine tersebut kemudian di kaitkan sebagai hari kasih sayang oleh sebagian orang yang merayakannya hingga sekarang.

Namun ada versi lain yang mengatakan bahwa Santo Valentinus ini sempat meninggalkan surat perpisahan kepada anak perempuan dari sipir penjara yang menjadi temannya selama menjalani masa hukuman.  

Surat tersebut di bubuhi tulisan “From your Valentine” atau dalam bahasa Indonesia berarti “Dari Valentinusmu.”

Karena jasa inilah yang membuat Valentinus di jadikan sebagai orang suci dalam ajaran Gereja Katolik Roma.

Namanya pun berubah menjadi Santo Valentinus atau Saint Valentine.

Kemudian, pada tahun 496, Paus Gelasius mengumumkan bahwa 14 Februari akan di rayakan sebagai Hari Santo Valentinus.

Perayaan Valentine mulanya berawal pada abad ke-17 saat Raja Charles 11 dari Swedia mempopulerkan “bahasa bunga” atau melampirkan makna pada berbagai jenis bunga di seluruh Eropa.

Dalam perayaan Valentine tersebut, jenis yang paling tradisional atau umum adalah bunga mawar.

Hal tersebut di karenakan mawar telah diasosiasikan dengan dewi cinta Yunani, Aphrodite.

Selain itu, ada pula yang menyebutkan bahwa perayaan Hari Valentine itu hanya untuk memperingati kematian tragis Valentine dan sebagai bentuk penghormatan.

Sehingga, tidak berkaitan dengan perasaan cinta.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, Hari Valentine di asosiasikan dengan cinta lantaran banyaknya kerajaan di Eropa yang terpengaruh dengan gagasan mengenai cinta.

Sejak saat itulah, kebiasaan perayaan Valentine ini berkembang setiap tahunnya hampir di semua negara dan di rayakan dengan cara yang lebih ceria, serta romantis.

2. Perlukah Hari Valentine di rayakan?

Jika di lihat asal usulnya, 14 Februari sebenarnya bukanlah peringatan hari kasih sayang. Namun, seiring waktu berjalan dan bercampur dengan pengaruh-pengaruh lain, 14 Februari akhirnya berkembang dan di jadikan sebagai hari kasih sayang. 

Lalu, perlukah kita merayakan Hari Valentine?

Di beberapa negara, seperti Korea, Jepang, dan Taiwan, perayaan Valentine di lakukan dengan memberikan cokelat pada tanggal 14 Februari.

Namun, di beberapa negara Islam, perayaan tersebut dengan tegas di larang karena berkaitan pada unsur agama.

Kendati demikian, belakangan ini Hari Valentine malah di salahgunakan oleh sebagian anak muda dari berbagai kalangan, ras, agama, dan budaya dengan melakukan pesta pora, minum minuman keras, memakai narkoba, bahkan melakukan melakukan pergaulan bebas dengan dalih mengatasnamakan cinta.

Sementara makna cinta kasih sesungguhnya adalah saling menjaga dan memberikan kenyamanan, bukan saling merusak masa depan. 

Di Indonesia sendiri perayaan Valentine masih menjadi kontroversi.

Pada beberapa daerah, Hari Valentine boleh di rayakan, tetapi sebagian daerah lainnya melarang perayaan hari kasih sayang tersebut.

Meski demikian, pada dasarnya cinta bisa di rayakan kapan dan di mana pun, tidak perlu menunggu tanggal 14 Februari.

3. Bentuk kasih sayang anak untuk orangtua

Hari Valentine tidak melulu identik sebagai perayaan dengan kekasih atau pasangan.

Hari Valentine juga bisa di manfaatkan untuk mencurahkan bentuk kasih sayang anak kepada orangtua.

Bentuk kasih sayang untuk orangtua dapat bermacam-macam dan tentunya bisa di berikan kapan pun, tidak hanya pada saat Hari Valentine. Hanya saja, sebagian besar anak merasa kesulitan untuk menunjukkan rasa sayangnya kepada orangtua.

Umumnya, anak-anak akan mengungkapkan kasih sayangnya secara tertutup atau tersirat, bahkan hanya pada saat momen tertentu saja.

BACA JUGA : Efek Negatif Memajang Tanaman Palsu Di Rumah

Untuk itu, berikut ini adalah beberapa tips bentuk kasih sayang anak untuk orangtua yang dapat di lakukan:
  1. Berikan kartu ucapan manis hasil tulisan sendiri untuk orangtua. Hal ini bisa di manfaatkan untuk mengucapkan rasa terima kasih karena sudah membesarkan kamu sejak kecil hingga saat ini.
  2. Kamu juga bisa memberikan makanan kesukaan orangtua hasil buatan sendiri.
  3. Memberikan bunga atau cokelat kepada orangtua. Selain itu, bisa juga memberinya kado jika budget yang di miliki lebih dari cukup.
  4. Menuruti setiap perkataannya, berbakti, dan patuh.
  5. Tidak menekan kedua orangtua hanya untuk memenuhi keinginanmu.
  6. Menerima segala pemberian yang di berikan orang tua meskipun tidak sesuai harapan.
  7. Menghormati orang tua serta lemah lembut dalam berbicara dan memperlakukan orang tua.
  8. Meluangkan waktu untuk berbicara dan berdiskusi serta jalan-jalan bersama orang tua.
  9. Membantu pekerjaan rumah orang tua, seperti membantu ibu membersihkan rumah.

Itu dia sejarah Hari Valentine dan perayaannya. Cinta tidak di ukur pada ikut merayakan Hari Valentine atau tidak. Cinta adalah cara seseorang untuk menjaga dan mengasihi orang-orang ya di kasihi!

SUMBER : TAIPANQQLOUNGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *