BERITA UNIK

Tanda kalau Kamu Butuh Emotional Healing

TaipanQQLoungeTanda kalau Kamu Butuh Emotional Healing. Belakangan, konsep healing mulai bergeser pada kebutuhan untuk mengatasi penat lewat berlibur atau sekadar jalan-jalan agar merasa bahagia. Padahal, sebenarnya healing sendiri erat kaitannya dengan proses penyembuhan trauma atau luka batin yang dialami seseorang.

Kamu cenderung ingin mengisolasi diri

Tanda kalau Kamu Butuh Emotional Healing

Jika konsep healing “zaman now” identik dengan aktivitas di luar rumah, berbeda dengan kebutuhan healing yang sebenarnya. Tanda awal kalau kamu butuh emotional healing terlihat dari kondisi mentalmu yang justru berusaha mengisolasi diri. TaipanQQ

Gairah untuk menjalani rutinitas mulai menurun dan kamu jadi makin enggan bersosialisasi. Masalah yang ada seolah membuat pikiranmu jadi buntu hingga kesulitan mengambil keputusan.

Alih-alih mencari bantuan, baik dukungan sosial maupun mendatangi ahli psikologi, kamu justru menarik diri dan memilih menyendiri. Sayangnya, kondisi ini malah akan semakin membebani mentalmu.

Merasa sepi, kosong, dan hampa

Tanda kalau Kamu Butuh Emotional Healing

Pilihan untuk mengisolasi diri dalam jangka waktu yang cukup lama akhirnya akan mendatangkan rasa sepi dalam diri. Meski gak sendirian, kamu akhirnya merasa kesepian hingga berpikir kalau hidupmu sudah gak ada gunanya lagi. Tanda kalau Kamu Butuh Emotional Healing

Terlebih saat kamu mulai merasakan emotional numbness atau mati rasa, seolah ada kekosongan dan kehampaan dalam diri yang makin jadi beban. Gak merasa sedih, tapi tidak merasa senang juga. Kamu seolah jadi orang yang tanpa emosi.

Kamu jadi sering berpikiran negatif

Tanda selanjutnya yang patut diwaspadai adalah mulai muncul pikiran negatif dengan intensitas yang cukup tinggi. Biasanya, kamu jadi makin sering terjebak overthinking dan krisis percaya diri hingga emosi dalam diri ikut gak stabil.

Kalau gak segera diatasi, kamu malah jadi makin tersiksa oleh pikiran negatif yang terkadang sebenarnya berawal dari pikiranmu sendiri. Imbasnya, kondisi mental yang labil ini mulai berpengaruh pada rutinitas dan mengganggu aktivitas sehari-hari.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *