Tanda-tanda OCD
BERITA UNIK

Tanda-Tanda OCD Pada Anak dan Penyebabnya

Tanda-tanda OCD pada anak dan penyebabnya. Tanda-tanda ini bahkan sudah dapat di ketahui sejak anak berusia 3 tahun

OCD atauobsessive-compulsive disorder seringkali di anggap sebagai gangguan mental yang banyak di derita orang dewasa. Tetapi kenyataannya OCD juga banyak di alami anak-anak, bahkan dengan gejala yang mungkin tidak di sadari orangtua sebelumnya. 

Lalu, seperti apa gejala OCD pada anak, dan apa penyebabnya? Berikut ini TAIPANQQLOUNGE merangkum informasi selengkapnya, dilansir dari Very Well Mind:

1. Apa itu OCD?

OCD atau obsessive-compulsive disorder adalah gangguan mental yang di tandai dengan obsesi dan kompulsi yang mengganggu kehidupan sehari-hari. 

Obsesi adalah pemikiran atau rasa cemas yang tidak di inginkan, tetapi juga tidak mau hilang. Obsesi membuat seseorang merasa selalu khawatir sehingga hal ini cukup menyulitkan hidupnya. 

Di sisi lain, kompulsi merupakan perilaku berulang yang di lakukan seseorang untuk menghilangkan rasa cemasnya.

2. Anak laki-laki lebih banyak yang mengalami OCD

OCD di katakan sebagai onset masa kanak-kanak jika obsesi dan kompulsi terjadi sebelum pubertas. 

Sementara itu, lebih banyak anak laki-laki yang mengalami OCD pada masa kanak-kanak. Tetapi, tren ini berbalik setelah pubertas.

Selain itu, anak laki-laki dengan OCD onset masa kanak-kanak tampaknya memiliki risiko lebih besar untuk kondisi yang terkait, termasuk gangguan tics.

Tanda-Tanda OCD Pada Anak dan Penyebabnya

3. Tanda-tanda OCD pada anak

Tanda OCD pada anak dapat di kategorikan berdasarkan obsesi dan kompulsi. 

Obsesi yang umum terjadi pada anak dengan OCD, antara lain:

  • Pikiran yang mengganggu dan tidak di inginkan terkait gambaran kekerasan atau hal-hal yang kasar, seperti menyakiti orang lain
  • Mengalami kekhawatiran berlebihan atas hal buruk yang akan terjadi atau khawatir melakukan kesalahan
  • Menunjukkan kecenderungan “semua hal harus benar/tepat”
  • Terpaku pada keteraturan, simetri, atau ketepatan
  • Khawatir jatuh sakit atau membuat orang lain sakit

Kompulsi seringkali terkait dengan obsesi. Tanda-tandanya antara lain:

  • Menghitung sesuatu berulang-ulang
  • Ritual rumit yang harus di lakukan dengan cara yang persis sama setiap kali (yaitu ritual sebelum tidur)
  • Mencuci tangan, mandi, atau menggosok gigi secara berlebihan
  • Mengulangi suara, kata, atau angka secara berlebihan pada diri sendiri
  • Mengurutkan atau mengatur ulang hal-hal dengan cara tertentu atau simetris
  • Memeriksa hal-hal secara berulang (seperti memeriksa kembali pintu terkunci, oven mati, atau pekerjaan rumah selesai dengan benar)

4. Penyebab OCD pada anak

OCD pada anak belum di ketahui secara pasti. Namun para peneliti mempercayai faktor-faktor biologis seperti struktur otak dan genetik dapat menyebabkan seorang anak mengalami OCD. Hal lain yang juga dapat memicu OCD pada anak adalah trauma yang di alami anak di awal kehidupannya, seperti kekerasan seksual. 

Selain itu, stres yang timbul akibat hubungan di keluarga atau masalah di sekolah dapat menjadi pemicu kuat munculnya OCD pada anak.

Fakta lain, di temukan bahwa 5% anak yang mengalami OCD di sebabkan karena reaksi autoimun pada otak yang di sebut dengan PANDAS atau autoimun subtype.

BACA JUGA : Untuk Pemula Top Up Roblox Mudah!

Tanda-Tanda OCD Pada Anak dan Penyebabnya

5. Penanganan anak dengan OCD

Dalam sebagian besar kasus, pengobatan yang direkomendasikan untuk OCD onset masa kanak-kanak adalah kombinasi antara terapi perilaku kognitif individu atau kelompok (CBT) dan obat-obatan. 

Terapi perilaku kognitif individu atau kelompok, atau Cognitive Behavioural Therapy (CBT) yang di terapkan untuk anak dengan OCD adalah child-modified exposure and response prevention therapy (ERP). 

Terapi ERP mengekspos anak-anak pada kecemasan yang di picu oleh obsesi mereka. Kemudian di lakukan pencegahan supaya anak tidak melakukan ritualnya untuk mengurangi kecemasan mereka. Siklus paparan dan pencegahan respons ini di ulang sampai anak-anak tidak lagi terganggu oleh obsesi dan/atau kompulsi mereka.

Untuk mendukung penanganan OCD, dokter akan merespkan obat-obatan yang meningkatkan produksi serotonin kimia otak atau selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs).

Anak-anak belum memahami obsesi mereka di bandingkan orang dewasa. Mereka juga belum bisa mengerti sifat irrasional ini dari pikiran mereka. Oleh karena itu di butuhkan dukungan dari keluarga dan pihak profesional agar anak dapat menjalani perawatan dengan baik. 

IPenanganan dan perawatan OCD yang baik niscaya dapat meningkatkan kualitas hidup anak hingga ia dewasa kelak.

SUMBER : TAIPANQQLOUNGE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *